Pilpres 2019
Pengamat: SBY Ubah Figur AHY Jadi Wapres Buat Demokrat Lebih Leluasa Bergerak di Pilpres 2019
Hendri mengatakan, peluang itu bergerak untuk membangun koalisi dengan kubu Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo, bahkan membuka poros baru
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan strategi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menempatkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi Calon Wakil Presiden mendapat apresiasi.
Analisis Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai menurutnkan tawaran dari Calon Presiden menjadi Cawapres membuat Demokrat semakin leluasi dalam bergerak.
Baca: Asman Abnur Berencana Angkat Zohri Jadi Pegawai Negeri Sipil
Hendri mengatakan, peluang itu bergerak untuk membangun koalisi dengan kubu Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo, bahkan membuka poros baru.
Ditambah lagi, jika dilihat hasil Pemilu 2014, Demokrat meraih 12.728.913 suara (10,19 persen) sah nasional atau 61 kursi DPR (10,9 persen).
"Dengan 10 persen, Partai Demokrat akan lebih mudah dalam mencari partner. Cukup dengan dua atau tiga partai, dengan Golkar ikut di dalamnya, itu sudah terbentuk poros baru," ujar pendiri lembaga survei lembaga kajian dan survei KedaiKopi (Kelompok Diskusi dan Opini Publik) itu kepada Tribunnews.com, Jumat (13/7/2018).
Dengan menempatkan AHY sebagai Cawapres, maka Demokrat akan bisa bergerak menggandeng Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto menjadi Capres.
Atau kata dia, menggandeng ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar juga akan bisa membentuk poros baru.
"Jadi dengan memindahkan AHY dari figur Capres menjadi Cawapres, ini sebuah strategi yang harus diperhitungkan," jelasnya.
Apalagi membaca sinyal Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengunjungi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY hari ini, Selasa (10/7/2018) lalu.
Dia memprediksi bisa saja di dalam pertemua tersebut ada pembahasan bersama untuk membentuk poros baru.
"Dengan Golkar suara 15 persen ditambah Demokrat 10 persen, itu sudah 25 persen. Itu sudah jauh dari cukup," katanya.
"Sehingga bisa saja terjadi pasangan Airlangga dengan AHY di poros baru," ulasnya.
Meskipun memang, dia melihat AHY tidak dipersiapkan untuk menang di Pilpres 2019.
Tapi Pilpres 2019 ini akan menjadi pijakan baginya mencari popularitas untuk menuju Pilpres 2024 mendatang.