Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Pengamat LIPI Sebut Peluang Prabowo Capres Tinggal 50 Persen

Menurut dia, mantan Danjen Kopassus itu bukan lagi sebagai penantang utama dari presiden petahana, Joko Widodo.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto usai menggunakan hak suaranya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, mengatakan peluang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai calon presiden di Pilpres 2019 hanya sebesar 50 persen.

Menurut dia, mantan Danjen Kopassus itu bukan lagi sebagai penantang utama dari presiden petahana, Joko Widodo.

“Belum cukup jelas siapa yang potensi penantang utama. Penantang utama bukan lagi Prabowo. Prabowo menjadi capres tinggal 50 persen,” ujar Syamsuddin dI sesi diskusi PARA Syndicate bertema “Presidential Race: Siapa Lawan Tanding Jokowi?”, Jumat (6/7/2018).

Dia menjelaskan, ada sejumlah alasan mengapa Prabowo belum dapat dipastikan maju sebagai capres di Pilpred mendatang. Alasan, pertama karena dana.

Upaya Prabowo menggalang donasi mendukung perjuangan politiknya dan Partai Gerindra merupakan salah satu indikasi.

Baca: Relawan Deklarasikan Anies Sebagai Capres di Pilpres 2019

Selain itu, kata dia, harta kekayaan dari Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, dinilai menurun karena terlempar dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Ini merupakan dampak dari pencapresan Prabowo di Pilpres 2014.

“Andalan Prabowo itu Hashim. Saya menduga membaca data Forbes tidak begitu menggembirakan. Pada 2014, Hashim di posisi 40 sekarang posisi 90-an. Itu kenapa Prabowo menggalang dana publik. Diduga kuat dana pencapresan lebih dari Rp 1 T,” kata dia.

Selain itu, alasan lainnya karena persaingan di antara elite partai di sekeliling Prabowo.

PKS, sebagai salah satu parpol yang disebut akan berkoalisi dengan Gerindra, mengajukan sembilan nama calon wakil presiden.

Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, juga berminat mencalonkan diri sebagai cawapres. Belum lagi, kata dia, penjajakan dari kubu Cikeas, di mana menjajakan Agus Harimurti Yudhoyono untuk dipasangkan dengan berbagai nama termasuk Prabowo.

“Ini menggambarkan sulitnya membangun konsensus atau kesepakatan politik,” tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved