Sabtu, 4 Oktober 2025

Bom di Surabaya

Kapolri: Pelaku Bom Bunuh Diri Di 3 Gereja Surabaya Merupakan Satu Keluarga

"Isterinya yang diduga meninggal bernama Puji Kuswati. Kemudian anaknya yang perempuan berumur 12 tahun dan Pamela Rizkita (9 tahun),"

Editor: Adi Suhendi
surya/khairul amin
Petugas melakukan identifikasi pada sepeda motor yang digunakan pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya diduga satu keluarga.

Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, berdasarkan hasil investigasi polri, Minggu (13/5/2018).

"Pelaku diduga satu keluarga," ungkap Kapolri saat konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) petang.

Baca: Korban Tewas Akibat Ledakan Bom di Tiga Gereja Surabaya Kini Berjumlah 13 Orang

Sebagaimana diketahui bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.

Selang sekitar lima menit kemudian bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dan tidak lama kemudian bom meledak di gereja GKI di jalan Diponegoro.

Baca: Wasekjen Hanura: Teror Bom di Surabaya Tindakan Biadab dan Harus Dilawan Bersama

Menurut Kapolri, pelaku yang menyerang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang menggendarai Mobil Avanza adalah bapaknya, bernama Dita.

Dita melakuakn serangan bom bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil yang dikemudikannya ke Gereja Pantekosta.

Baca: Empat Jenazah Terduga Teroris yang Tewas Ditembak Densus 88 Di Cianjur Masih Di RS Polri Kramat Jati

"Diduga keras Dita," tegas Kapolri.

Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar isteri dan dua anak perempuannya di Gereja GKI Jalan Diponegoro.

"Isterinya yang diduga meninggal bernama Puji Kuswati. Kemudian anaknya yang perempuan berumur 12 tahun dan PR (9 tahun)," ujar kapolri.

Baca: Jokowi: Tindakan Terorisme Ini Sungguh Biadab Dan Di Luar Batas Kemanusiaan

Di lokasi ledakan ketiga di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, kata Kapolri, pelakuanya adalah dua laki-laki yang juga merupakan putera dari Dita.

"Putera dari pak Dita, yang satu namanya YF usianya 18 tahun. Dan F, usianya 16 tahun," jelas Kapolri.

Kapolri tegaskan semua serangan di tiga Gereja adalah serangan bom bunuh diri.

Sejak pagi hingga sore ini, total ada 13 korban tewas dan korban luka jumlahnya masih sama 41 orang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved