Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Meski Gerindra Telah Memberi Mandat, Prabowo Dianggap Belum Pasti Jadi Capres, Ini 3 Alasannya

Yunarto berpendapat, saat ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk meyakinkan Prabowo maju sebagai capres.

Editor: Hasanudin Aco
foto Alex Palit
Prabowo Subianto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menilai bahwa mandat atau ikrar Partai Gerindra yang diberikan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) belum bisa dijadikan faktor untuk melihat konstelasi politik di Pilpres 2019.

Menurut Yunarto, meski Gerindra telah memberikan mandat dan menyatakan dukungan, belum bisa dipastikan Prabowo untuk maju sebagai capres menghadapi Presiden Joko Widodo.

"Jadi ikrar atau sinyal yang diberikan internal Gerindra tidak serta-merta memastikan konstelasi 2019 prabowo akan maju. Kita tahu dalam fenomena pilkada atau pilpres, masa injury time itu adalah masa yang paling menentukan," ujar Yunarto saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).

"Dan, menurut saya sebelum ada pendaftaran di KPU menurut saya belum tentu Prabowo bisa dikatakan maju," ucapnya.

Baca: Usai Deklarasi Capres, Prabowo Diarak Bertelanjang Dada

Yunarto berpendapat, saat ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk meyakinkan Prabowo maju sebagai capres.

Untuk mengusung Prabowo, Gerindra masih membutuhkan dukungan setidaknya satu partai dalam memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.

Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan untuk membentuk koalisi. Bahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sejak awal memberikan sinyal akan merapat ke Gerindra.

"Saya pikir itu masih jadi tanda tanya ya," kata Yunarto.

Selain itu, Prabowo dinilai juga masih terganjal dengan faktor elektabilitas.

Baca: Jokowi Akan Menang Lebih Mudah Jika Melawan Prabowo

Beberapa hasil survei menunjukkan posisi Prabowo masih stagnan dan jauh di bawah elektabilitas Jokowi.

Jika dibandingkan dengan pada masa Pilpres 2014, kata Yunarto, posisi Prabowo lebih berat. Faktor lainnya yakni terkait soal logistik.

Menurut Yunarto, selama koalisi pendukung Prabowo terbentuk, persoalan logistik belum bisa ditentukan.

Selain itu, Prabowo tercatat sudah dua kali menjadi mencalonkan diri, yaitu di Pilpres 2009 sebagai cawapres Megawati dan di Pilpres 2014 sebagai capres.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved