Senin, 6 Oktober 2025

Pilpres 2019

Pengamat: Kalau Jokowi Diam Saja, Lama-lama Dianggap Benar Isu-isu dan Kampanye Negatif Kepadanya

Kritik dan kampanye negatif serta kampanye hitam, menurut pengamat politik Dari Universitas Paramadina, Djayadi Hanan, memang harus dijawab

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo mengendarai motor Chopper Royal Enfield 350 cc saat kunjungan kerja di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4/2018). Presiden mengendara motor sejauh 30 kilometer meninjau pelaksanaan program padat karya tunai sekaligus memperkenalkan kawasan wisata Pelabuhan Ratu. TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO 

Pernyataan Jokowi disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Sabtu (7/4/2018).

Jokowi juga sering kali dituduhkan sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dia mengatakan, tudingan itu tak beralasan karena saat PKI dibubarkan pada 1965, dia baru berusia empat tahun.

"Ada gambar di medsos waktu D.N. Aidit pidato 1955. Saya belum lahir sudah (disebut) jejer sama D.N. Aidit. Ini isu apa-apaan. Tidak beradab seperti itu," kata Jokowi sambil menunjukkan gambar dimaksud.

Belakangan, kata Jokowi, pembangunan infrastruktur juga menjadi sasaran tuduhan.

Ia pun menegaskan program tersebut dimaksudkan untuk membangun dan tanpa ada kepentingan lain.

"Kami mengerti bahwa membangun itu memang terkadang ada yang salah atau khilaf. Itu yang kami benahi. Kami ini manusia biasa yang penuh dengan kesalahan dan kekurangan," ujarnya.

Sejumlah pihak pun dinilai melakukan provokasi mengenai isu jumlah utang negara.

Jokowi mencatat, ada beberapa yang menuliskan utang Indonesia kini mencapai Rp 4 ribu triliun tanpa rincian yang memadai dan menciptakan kesan bahwa pemerintahannya gemar berutang kepada asing.

Menurut Jokowi, saat pertama kali ia dilantik, Indonesia telah memiliki utang sebesar Rp 2.700 triliun.

"Bunganya setiap tahun Rp 250 triliun. Kalau empat tahun sudah tambah Rp 1.000 triliun. Mengerti enggak ini? Supaya mengerti, jangan dipikir saya utang sebesar itu," kata dia.

Meski demikian, Jokowi mengaku tak ambil pusing dengan tudingan tersebut.

Jokowi yakin masyarakat saat ini sudah semakin dewasa dalam memilih kabar.

"Sekarang ini masyarakat juga makin matang, makin dewasa. Semakin mengerti mana yang isu, fitnah, hoax, kabar bohong. Sudah mengerti semuanya," kata dia.

Jokowi juga memberikan respons keras atas isu Indonesia bubar pada tahun 2030 dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Jokowi menegaskan, seorang pemimpin seharusnya memberikan rasa optimisme kepada rakyatnya. Bukan sebaliknya malah menularkan virus pesimisme.

"Jangan pesimis 2030 bubar. Pemimpin itu harus memberikan optimisme kepada rakyatnya. Pemimpin harus memberikan semangat kepada rakyatnya meskipun tantangannya tidak gampang,"cetus Jokowi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved