Kamis, 2 Oktober 2025

Dana Desa Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Desa

Pengalokasian dana desa dari APBN terus meningkat. Dalam empat tahun ini, setidaknya pemerintah telah menyalurkan dana desa (DD) sebesar Rp 187 triliu

ISTIMEWA
Pengalokasian dana desa dari APBN terus meningkat. Dalam empat tahun ini, setidaknya pemerintah telah menyalurkan dana desa (DD) sebesar Rp 187 triliun untuk percepatan pembangunan desa. 

Untuk mendukung percepatan pembangunan desa, Kemendes PDTT telah menetapkan empat program prioritas. Empat program tersebut yakni pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), membangun embung air desa, mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan membangun Sarana Olahraga Desa (Raga Desa).

“Prinsipnya, Prukades itu adalah untuk membuat kluster ekonomi di desa-desa. Prukades memberi insentif supaya desa fokus mengembangkan produk unggulannya,” ujar Menteri Eko.

Dirinya menambahkan, akses pasar masih menjadi kendala bagi produk masyarakat desa. Karena tidak ada akses pasar yang membuat produk desa tidak ada jaminan akan diserap pasar, maka harga sering jatuh di bawah harga produksi. Dengan resiko yang tinggi tersebut, masyarakat desa pun sulit mendapatkan permodalan dari bank.

Oleh karena itu, pemerintah memberi insentif kepada para Bupati yang memilih untuk fokus di komoditi tertentu. Pemerintah akan membantu dengan pemberikan bibit, traktor, jembatan, dan apapun yang dibutuhkan secara gratis.

Tahun ini sedang berjalan di Pandeglang, Halmahera Barat, Minahasa Utara, Sigi, Lampung Timur, dan beberapa daerah lainnya.

“Kalau berhasil Indonesia bisa mendapat 100 juta angkatan kerja di desa dalam 10 tahun dengan pendapatan kira-kira 2 juta per bulan, maka dalam 5 tahun bisa ini (prukades) jadi program nasional. Kita bisa menciptakan daya beli,” terangnya.

Program prioritas kedua adalah membangun embung. Embung dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Masifnya pembangunan embung diharapkan dapat membuat masa panen meningkat 2 hingga 3 kali dalam setahun.

Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi program prioritas ketiga.

Baca: Jamu Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema FC, dan Persebaya Surabaya, PSIS Gunakan Stadion Ini

BUMDes diproyeksikan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Dengan mengedepankan potensi unggulan di desanya, unit usaha BUMDes dapat terdiri dari berbagai jenis, seperti pengelola Desa Wisata, minimarket, penyewaan tenda dan kursi, pengelola daur ulang sampah, dan lainnya.

“Tiap desa diharapkan punya BUMDes dan menjadi sumber penghasilan desa. Nantinya dana desa bukan lagi jadi sumber utama pembangunan desa, tapi hanya stimulus,” ujar Menteri Eko.

Dalam tiga tahun terakhir, tercatat setidaknya terdapat lebih dari 20 BUMDes dengan penghasilan di atas Rp 300 juta.

Empat posisi teratas diantaranya ditempati oleh BUMDes Tirta Mandiri di Desa Ponggok, Klaten, dengan omset mencapai Rp 10,3 Miliar.

Kemudian disusul oleh BUMDes Tirtonirmolo di Desa Tirtonirmolo, Bantul, BUMDes Mandala Giri Amerta di Desa Tajun, Buleleng, dan BUMDes Karangkandri Sejahtera di Desa Karangkandri, Cilacap.

Untuk meningkatkan tata kelola manajemen BUMDes, Kemendes PDTT menginisiasi pembentukan PT. Mitra BUMDes Nusantara (MBS) sebagai holding company. PT. MBS dimotori oleh Perum Bulog dan empat bank milik pemerintah, yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BTN.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved