Yakuza Jepang Ternyata Seperti Kalangan Bisnis Lainnya, Mereka Hanya Mencari Uang
Anggota mafia Jepang (Yakuza) yang selama ini terkesan seram dan beringas ternyata seperti kalangan bisnis umumnya, mereka hanya mencari uang.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Anggota mafia Jepang (Yakuza) yang selama ini terkesan seram dan beringas ternyata seperti kalangan bisnis umumnya, mereka hanya mencari uang.
"Yakuza itu seperti kalangan bisnis umumnya. Namun bedanya dia didalam kelompok yakuza yang resmi diakui pemerintah dan kalangan bisnis adalah masyarakat umum," ungkap Sugawara Ushio (53) di acara Kompas TV Jakarta, Jumat (6/4/2018) pagi.
Sugawara yang terkenal dengan julukan Neko Kumicho (bos kelompok Kucing) di Jepang datang ke Jakarta untuk memperkenalkan empat bukunya yang telah ditulis selama tiga tahun terakhir setelah mengundurkan diri dari kelompok yakuza terutama yang dipimpinnya yaitu Watanabe gumi dan Sato gumi.
Kedua kelompok yakuza itu berada di bawah federasi yang terkenal dengan nama Yamaguchigumi.
Baca: KPK Pilih Brigjen Firli Jadi Deputi Penindakan, Istri Hanya Bisa Pasrah
Setelah ke luar dari Yamaguchigumi tahun 2015 saat terjadi perpecahan 27 Agustus 2015, Sugawara banyak mengarang buku yang kini ingin diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan sedang mencari penerbit buku.
"Saya mengarang buku yang isinya mengenai pengalaman saya selama menjadi yakuza terutama di luar negeri di bidang ekonomi," lanjutnya.
Selama 20 tahun menjadi anggota yakuza, selama 2 tahun Sugawara pernah dipenjara di Jepang dan beberapa bulan dipenjara di luar negeri.

Ayah Sugawara adalah seorang penulis terkenal sehingga pernah mendapat hadiah Akutagawa Jepang.
Pihak FBI Amerika pernah menangkapnya di London dicurigai terlibat pencucian uang transaksi ke pihak teroris Al-Qaidah.
Namun dibebaskan dengan jaminan uang.
Baca: Suara Knalpot yang Melintas di Depan Posko Pemenangan Paslon Bupati Picu Keributan Antarpemuda
Selain ditangkap di London juga pernah tertangkap di Afghanistan, Korea dan di China.
Perjalanan hidupnya memang banyak di luar negeri untuk transaksi keuangan finansial termasuk pencucian uang.