Mantan KSAU Puji Jokowi yang Peduli Keamanan Udara
Indonesia memang harus melaksanakan peningkatan dilihat dari perkembangan-perkembangan strategis saat ini
Jadi, segala sesuatu itu harus terintegrasi dalam pengadaan alutsista.
Misalnya, Angkatan Darat membeli alat apa dan apakah itu bisa terintegraai tidak dengan laut dan udara.
"Begitu juga dengan laut, misal beli kapal perang nah itu apakah terintegrasi tidak dengan Angkatan Udara," katanya.
Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan operasi pertahanan udara Indonesia belum 24 jam untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Saya selalu ditanya bagaimana situasi pertahanan udara kita? Saya selalu bilang lemah, saya tidak malu bilang lemah," kata Hadiyan.
Sedangkan Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan, Laksda TNI Amarulla Octavian mengatakan pihaknya sering melakukan penelitian bagaimana sebenarnya pertahanan udara nasional yang terbaik.
"Saat ini kita bisa menilai kondisi kemampuan alutsista TNI AU, TNI AD dan TNI AL didalam pertahanan udara nasional," kata Octavian.
Dari penelitian tersebut, kata dia, tampak bahwa Indonesia memang harus melaksanakan peningkatan dilihat dari perkembangan-perkembangan strategis saat ini. Contohnya, krisis di Semenanjung Korea.
"Maka, kewajiban TNI khususnya disini TNI AU sebagai ujung tombak pertahanan udara nasional untuk mengantisipasi kemungkinan terjelek tersebut," katanya.
Untuk diketahui, mantan KSAU Marsekal (Purn) TNI Agus Supriatna telah menuliskan buku yang berjudul Air Defense Antara Kebutuhan dan Tuntutan.
Dan dibedah oleh dua pakar yakni Prof. Purnomo Yusgiantoro dan Prof. Indria Samego di Universitas Pertahanan pada rabu ini (4/4/2018).