Sabtu, 4 Oktober 2025

Menko PMK: Rata-rata Orang Indonesia Per Tahun Tamatkan Buku 5-9

Itu menunjukkan kegemaran membaca masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan.

Editor: Johnson Simanjuntak
Rina Ayu/Tribunnews.com
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, saat membuka membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang perpustakaan bersifat strategis dan peresmian perpus digital nasional, di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengatakan minat baca di Indonesai terhitung rendah, di mana rata-rata setiap tahun orang Indonesia menamatkan 5-9 buku per tahun.

Berdasarkan Penelitian Perpustakaan Nasional tahun 2017, data menunjukan bahwa frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kaIi per minggu; lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30-59 menit; jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 5-9 buku.

"Itu menunjukkan kegemaran membaca masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan. Diperoleh rata-rata tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia adalah 36,48 atau rendah," kata Puan Maharani dalam sambutannya di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018).

Kegemaran masyarakat Indonesia masih kurang, bahkan ujar Puan, anak-anak lebih suka membaca dari internet dibandingkan mengunjungi perpustakaan.

Baca: SBY: Tidak Usah Malu Keluarkan Subsidi

"Maka Perpustakaan Nasional mengambil peran yang tepat selain menberikan sumber bacaan dapat mengambil dari internet. Jadi tidak bisa dipaksakan membaca dan membaca namun kemudian kita tidak memberikan faslitasinya untuk mendapat buku tersebut," kata Puan.

Puan hadir mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDDT) Eko Putro Sandjojo, Ketua DPD RI Oesman Sapto Odang (OSO) untuk membuka membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang perpustakaan bersifat strategis dan peresmian perpus digital nasional.

Diketahui, skor membaca Indonesia dibandingkan dengan negara-negara Iain masih rendah, dengan total nilai rata-rata sebesar 397.

Saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menempati peringkat 113 dari 188 negara.

SaIah satu unsur penunjang tinggi rendahnya IPM tersebut adalah pendidikan, di samping unsur kesehatan dan kesejahteraan.

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM dibentuk oIeh 3 (tiga) dimensi dasar sebagai indikator, yaitu: (1) umur panjang dan hidup sehat, (2) pengetahuan yang memadai, dan (3) standar hidup Iayak. Di dalam indikator ke-2, pengetahuan yang memadai, terdapat penilaian terhadap kinerja membaca (reading performance) suatu negara.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved