SBY: Saya Tidak Suka Pancasila Dibenturkan Dengan Islam
"Tidak boleh seperti itu. Saya tidak suka Pancasila dibenturkan dengan Islam. Pemimpin jangan ikut-ikutan memperuncing masalah."
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan untuk menjaga keutuhan NKRI, tidak hanya pada tataran retorika, tulisan di baju, spanduk, dan ikat kepala.
Seluruh elemen, kata dia, harus melakukan tindakan nyata untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
Baca: SBY : Saya Orang yang Tidak Percaya Negara Kita Bubar 2030
"Boleh juga semangat, tapi tidak cukup hanya mengatakan teriak sana, sini yang penting NKRI harga mati, tidak cukup," kata SBY di Gedung Juang, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/3/2018).
SBY bercerita, ketika menjadi presiden selama dua periode, beberapa hal dilakukan untuk menjaga keutuhan dan ketahanan bangsa.
Baca: Selain Jokowi, Cak Imin Buka Peluang Jadi Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto
Baik melalui diplomasi, perjanjian internasional, dan kebijakan.
"Saat menjadi presiden, saya teken perjanjian dengan Australia misalnya, tapi Australia tidak boleh mengganggu kedaulatan Indonesia. Tidak boleh diganggu campur tangan asing," katanya.
Pemimpin agama, pemimpin masyarakat saat ini, juga dapat melakukan hal itu.
Baca: Serangan Bom Mobil Goncang Mesir Jelang Pemilihan Presiden, Seorang Polisi Dikabarkan Tewas
Dengan cara, tidak mengkotak-kotakkan masyarakat.
Tidak boleh membedakan, mana Pancasila, mana tidak.
Mana prokebhinekaan, mana yang tidak.
Baca: Pilpres Belum Dimulai, PSI Sudah Jaring Calon Menteri Untuk Diusulkan Kepada Jokowi
"Tidak boleh seperti itu. Saya tidak suka Pancasila dibenturkan dengan Islam. Pemimpin jangan ikut-ikutan memperuncing masalah. Pemerintah juga harus bisa menyatukan," katanya.
"Dengan izin Allah, Indonesia akan tetap utuh, tidak terpecah belah," tambahnya.