Jenazah Dipulangkan dengan Penuh Jahitan, Keluarga Tolak Pemberian Uang dari Agen asal Malaysia
Keluarga Milka Boimau, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang jenazahnya dipulangkan dari Malaysia dengan penuh jahitan, menolak uang yang akan diberikan s
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Keluarga Milka Boimau, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang jenazahnya dipulangkan dari Malaysia dengan penuh jahitan, menolak uang yang akan diberikan seorang agen asal Malaysia.
Adik kandung Milka, Agustinus Boimau, mengaku ditelepon sang agen yang meminta nomor rekening.
"Agen itu telepon saya kemarin sore, mau kasih uang 2.000 ringgit Malaysia. Katanya uang itu dari tangannya sendiri," kata Agustinus kepadaKompas.com, Rabu (14/3/2018) pagi.
"Saya kemudian menolak karena saya sudah buat laporan polisi. Nanti kalau polisi sudah setuju untuk saya terima uang itu, maka saya akan terima," sambungnya.
Sikap agen yang mempekerjakan Milka itu telah membuat dirinya kecewa.
Baca: Vicky Shu Dua Kali Berangkat Umrah Bareng First Travel, Awalnya Gratis
"Kami juga menyesal, kenapa saat jenazah dipulangkan ke Kupang tidak sekalian dikasih. Saat muncul persoalan baru dia kejar kita dengan uang 2.000 ringgit Malaysia. Agennya tidak kita ketahui identitasnya dengan jelas, tapi namanya seperti orang China," ujar Agustinus.
Diketahui, jenazah Milka telah tiba di Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, NTT pada Minggu (11/3/2018) siang.
Baca: Lahir Tanpa Sistem Kekebalan Tubuh, Gadis 6 Tahun ini Tinggalkan Pesan Memilukan Sebelum Meninggal
Kedatangan jenazah itu pun membuat pihak keluarga terkejut dan berang.
Pasalnya, tubuh Milka penuh jahitan dari leher ke perut bawah, dan telinganya hitam seperti bekas pukulan.
"Kami tidak terima dengan kondisi adik kami. Ini jahitan apa. Kalau mau otopsi atau operasi, harus koordinasi dengan kami sebagai keluarga. Harus ada persetujuan dari kami sebagai keluarga," tegas Saul Boimau, kakak kandung Milka, kepada Kompas.com, Minggu (11/3/2018) malam.
Terlebih, menurut Saul Boimau, kakak korban, KJRI mengabarkan padanya bahwa korban meninggal karena sesak napas akibat infeksi paru-paru.
"Kenapa sakitnya hanya sesak napas, tapi jahit begini banyak, mulai dari leher sebelah menyebelah, hingga perut," ucapnya.
Baca: Di Hadapan Santri, Maaruf Amin Puji Jokowi
Kejanggalan semakin menjadi lantaran Milka dikabarkan meninggal tak lama setelah menelepon Agustinus, seperti dilansir Tribun-Video.com dari Kompas.com, Senin (12/3/2018).
"Saya ditelepon kakak saya. Dia (Milka) menanyakan kondisi keluarga dan berencana pulang kampung. Dia bilang kalau pulang kampung apakah keluarga masih menerima dia atau tidak," ucap Agustinus kepada Kompas.com, Senin (12/3/2018).
"Kita lihat ini sangat janggal karena baru selesai telepon lima menit dengan kakak saya, kok, sudah meninggal," tambah Agustinus.
Baca: Tuti Teriak Histeris Saat Digelandang KPK, Sebut Nama Hakim Pemberi Order
Agustinus mendapat kabar kematian itu dari anggota kepolisian Malaysiabernama Usman, Rabu (7/3/2018).
Saat Milka telepon, Agustinus mendengar keributan dalam bahasa Malaysia, yang tak ia mengerti.
Agustinus pun mengaku akan menempuh jalur hukum atas kematian tak wajar kakaknya.
Sebelumnya diberitakan, dua TKI asal NTT, Milka Boimau dan Mateus Seman, meninggal di Malaysia.
Baca: Kisah Stephen Hawking: Lumpuh dan Gunakan Komputer Untuk Berbicara Hingga Menyalin Otak ke Komputer
Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Balai Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang, Timoteus K Suban, menyebutkan bahwa keduanya meninggal karena sakit.
"TKI Mateus meninggal di Tawau, Malaysia, 5 Maret 2018, karena sakit jantung. Sementara Milka Boimau meninggal di Penang, 7 Maret 2018, karena infeksi paru-paru," ucap Timoteus kepada Kompas com, Minggu (11/3/2018).
Simak video di atas.(Tribun-Video.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)