Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia Gelar Training Perdana Calon Legislator 2019
“Meski jauh dan harus meninggalkan pekerjaan, tapi saya merasa telah mendapatkan bekal yang sangat bermanfaat bagi pencalonan saya nanti,"
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Sebanyak 45 alumni Universitas Al-Azhar Mesir dari berbagai angkatan mengikuti training perdana calon legislator 2019 di Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon.
Training perdana ini bertempat di Training Hall Pesantren Bina Insan Mulia. Peserta training datang dari berbagai kawasan Nusantara, antara lain Aceh, Palembang, Nusa Tenggara Barat (NTB), Yogyakarta, Pekalongan, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan berbagai daerah lain.
Mereka datang dari berbagai partai politik. Antara lain: PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), PSI, PAN (Partai Amanat Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PDI-P, Golkar, Nasdem, PKS, Hanura, dan Gerindra.
H. Irawan Taqwa, Lc., MM, salah seorang peserta training dari Pelembang mengatakan bahwa training yang digelar selama tiga hari ini, mulai dari Jumat 23 Februari hingga 25 Februari 2018, benar-benar bermanfaat bagi dirinya yang ingin maju sebagai DPRD I dari Gerindra di 2019.

“Meski jauh dan harus meninggalkan pekerjaan, tapi saya merasa telah mendapatkan bekal yang sangat bermanfaat bagi pencalonan saya nanti”, tegasnya.
Training perdana sejak diluncurkan Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia ini mendatangkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi dan lembaga nasional.
Di antaranya adalah KPU dan Panwaslu Kota Cirebon, Jayadi Hanan, Ph.D, Direktur Riset Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Jakarta, Dewi Haroen, pakar branding dari UI, Guz Reza Syarief, motivator nasional, Imam Ratrioso, psikolog dari Safaro Consulting, dan Putut Tri Husodo, wartawan senior dari Jakarta.
Jayadi Hanan mengatakan bahwa santri-santri alumni Universitas Al-Azhar ini punya modal yang sangat bagus untuk pencalonan legislator mengingat sedemikian dekatnya dengan masyarakat melalui kegiatan keagamaan.
“Ketika bicara elektabilitas, maka yang paling banyak berperan adalah face-to-face meeting”, paparnya menjelaskan sejumlah temuan riset yang dilakukan sejak 2012.
Dr (HC) Ubaydillah Anwar, Direktur Sekolah Pendidikan Politik ini, menyatakan bahwa seluruh program pendidikan yang diadakan oleh Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia ini diperuntukkan bagi pembekalan santri di seluruh Indonesia terlepas apapun pertainya.
“Kami tidak berafiliasi pada partai manapun sebab konsentrasi kami adalah bagaimana mendorong para santri Nusantara yang telah memiliki modal sosial dan finansial untuk ikut dalam pertarungan politik 2019 guna mempercepat perubahan Indonesia menuju perbaikan yang signifikan”, tegas Ubaydillah menjelaskan posisi Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia.
Menurut Dr. Ferry Muhammadsyah Siregar Lc., MA, Direktur Program Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, materi training perdana ini difokuskan pada pemahaman regulasi bagi calon legislator dan strategi pemenangan di tengah persaingan.
“Pada 2019 nanti, Indonesia membutuhkan ribuan legislator di semua tingkatan untuk semua wilayah dan santri sangat diharapkan ikut ambil bagian di sini” jelasnya.
Dengan semangat yang berapi-api, KH Imam Jazuli, Lc., MA membuka training ini di hari pertama. Beliau menegaskan bahwa inilah momen yang paling tepat bagi seluruh santri di Nusantara untuk ambil bagian penting dalam perubahan bangsa dan negara melalui jalur konstitusi.
Caranya tidak lain adalah harus mengikuti kontestasi demokrasi. “Santri punya saham besar pada Kemerdekaan Indonesia, lalu kenapa setelah Indonesia merdeka peranan santri seolah-olah termajinalkan? Santri harus ambil peranan untuk mengisi kemerdekaan ini”, tegasnya di hadapan peserta.