Pilpres 2019
Rizal Ramli Siap Jadi Capres 2019, Targetkan Peningkatan Ekonomi Menjadi 10 Persen
Rizal Ramli mengaku sudah berjuang agar bangsa Indonesia lebih sejahtera sejak duduk sebagai mahasiswa kira-kira 40 tahun lalu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertempat di kediamannya di Jalan Bangka IX Jakarta Selatan, Senin (5/3/2018) mantan Menko Kemaritiman RI, Rizal Ramli mendeklarasikan dirinya siap maju menjadi capres 2019.
Salah satu hal yang mendorong Rizal Ramli mendeklarasikan dirinya sebagai capres 2019 adalah kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya stagnan pada angka 5 persen.
“Dengan potensi sumber daya alam yang besar, dengan potensi sumber daya manusia yang rajin bekerja maka Indonesia di tahun 2019-2024 bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 10 persen. Dengan kondisi tersebut maka akan banyak tersedia lapangan pekerjaan, upah meningkat, dan kemiskinan berkurang.”
“Saya siap memimpin Indonesia agar lebih baik, lebih adil, dan lebih makmur,” ucapnya kepada awak media yang hadir.
Rizal Ramli mengaku sudah berjuang agar bangsa Indonesia lebih sejahtera sejak duduk sebagai mahasiswa kira-kira 40 tahun lalu.
Cita-cita itu lah yang mendorong dirinya untuk bergabung dengan pemerintahan Presiden keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (2000-2001), Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri Indonesia (23/8/2000-12/6/2001), dan Menteri Keuangan (12/6/2001-9/8/2001).
“Hasilnya dalam 21 bulan bekerja pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat pesat dari minus 3 persen menjadi 4,5 persen; utang luar negeri Indonesia berkurang sebanyak 4,15 miliar US Dollar; ekspor naik dua kali lipat dan gaji PNS naik 125 persen serta Gini Ratio Index terendah sepanjang sejarah Indonesia yaitu 0,31,” tegasnya.
Baca: Usai Bertemu Mendagri Australia, Wiranto Didatangi Kapolri dan Panglima
Oleh karena itu Rizal Ramli siap memperjuangkan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini.
“Saya siap mengatasi rasa kurang nyaman dan kegelisahan kolektif yang dirasakan masyarakat Indonesia terutama dalam hal kerukunan berbangsa, keadilan, dan demokrasi. Kemudian saat ini ada kecenderungan kemunduran demokrasi, ada keinginan terselubung untuk kembali ke sistem semi-otoriter, dan terlihat sistem demokrasi kita tidak membawa kemakmuran kecuali untuk kalangan tertentu.”
“Kamudian saya siap mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia karena sekarang banyak terlihat ketidakadilan dan hukum hanya dijadikan sebagai alat kekuasaan. Demokrasi sejatinya bermanfaat bila ada demokrasi,” katanya.