Kamis, 2 Oktober 2025

Fahri: Tudingan Korupsi Sudah Dilakukan Sejak 2007

Pernah ada ancaman kepada saya akan membuka komunikasi saya yang disadap soal pembagian-pembagian fee tahun 2007

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
Kolase TribunWow
Nazaruddin dan Fahri Hamzah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali menyanggah tudingan Muhammad Nazaruddin yang mengaku memiliki bukti keterlibatan korupsi dirinya sewaktu masih menjabat anggota Komisi III DPR.

Menurut Fahri upaya menyeret dirinya dalam perkara Korupsi bukan kali ini terjadi. Pada 2007 silam Fahri mengaku pernah juga mendapat ancamam serupa yang mengatakan akan membuka percakapannya soal pembagian komisi.

‎"Pernah ada ancaman kepada saya akan membuka komunikasi saya yang disadap soal pembagian-pembagian fee tahun 2007 itu saya ingat, 11 tahun yang lalu saya sudah diancam, macam-macam itu ancamannya ke keluarga misalnya. Saya enggak suka," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (20/2/2018).

Fahri tidak mengatakan siapa yang mengancamnya 11 tahun silam tersebut. Yang pasti menurutnya ancaman -ancaman seperti yang dilakukan Nazaruddin merupakan bagian dari ancaman keamanan nasional.

Baca: Terkait Kepulangan Habib Rizieq, Polri Mengacu Keterangan Pengacaranya

Fahri mengatakan saat menjadi buronan KPK pada 2010 silam, Nazaruddin dari tempat pelariannya menyebut sejumlah pejabat dan pengurus partai terlibat dalam perkara korupsi.

Menurut Fahri partai yang paling terkena dampak dari omongan Nazaruddin tersebut adalah partai Demokrat sehingga suaranya jeblok pada Pemilu 2014.

‎" Kira-kira hilang di atas 80 kursinya itu. Dari partai terbesar nomor 1, sekarang ini terbesar nomor 5 kalau tidak salah ya atau no 4," kata Fahri.

Menurut Fahri, Nazaruddin kemudian membatasi ocehan setelah berada di Indonesia. Namun ia tetap menyebut-nyebut nama anggota DPR dalam sejumlah kasus, mulai dari pejabat fraksi hingga alat kelengkapan dewan.

Fahri mengatakan modus yang dilakukan Nazaruddin itu untuk memberikan ketakutan sehingga DPR bungkam. Apa yang dilakukan Nazaruddin tersebut hasil dari persekongkolannya dengan KPK.

"Sadar atau tidak, oknum-oknum di dalam KPK yang merupakan juga bagian dari timnya Nazar (Nazaruddin). Yang tidak hanya membantu dia, bahkan dia yang sudah tidak di KPK pun masih berbisnis dengan Nazar. Jadi akhirnya DPR ini dihancurkan namanya," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved