Senin, 6 Oktober 2025

Penyidik KPK Diteror

Kembali Sang Sahabat Ketuk Pintu Hati Presiden Jokowi Bentuk TGPF Terhadap Novel

Menurut Dahnil Simanjuntak, persoalan ini bukan sekedar tergantung Novel Baswedan.

Editor: Johnson Simanjuntak
Istimewa
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan,usai menjalani operasi tambahan pada mata kirinya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kembali pintu hati Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketuk untuk terlibat langsung mengungkap kejahatan teror penyiraman air keras di depan masjid di dekat rumahnya setelah menjalankan salah subuh pada 11 April 2017 lalu.

Seorang sahabat yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan hal itu seiring dengan semangat Novel Baswedan ingin kembali bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Oleh sebab itu, saya mengetuk batin Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk terlibat langsung mengungkap kejahatan yang sistematik terhadap Novel Baswedan ini," ucap Dahnil Simanjuntak kepada Tribunnews.com, Senin (19/2/2018).

Menurut Dahnil Simanjuntak, persoalan ini bukan sekedar tergantung Novel Baswedan. Namun kejahatan teror terhadap Novel Baswedan adalah teror terhadap agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.

Apalagi hingga kini tidak ada perkembangan signifikan dari Polisi untuk menuntaskan kasus ini.

"Justru banyak dugaan justru ingin mempersalahkan Novel Baswedan. Kami pesimis Polisi mau menuntaskan," kata Dahnil Simanjuntak.

Oleh sebab itu untuk membantu Kepolisian dia kembali menyuarakan akan perlunya Presiden membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang bisa membantu mengungkap siapa pelaku, aktor dan motif di balik teror terhadap Novel dan agenda pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Janji Pak Presiden untuk menyelesaikan hutang-hutang kasus Pelanggaran HAM dan melawan korupsi kami tagih saat ini," ujarnya.

"TGPF saat ini satu-satunya jalan untuk membantu Kepolisian mengungkap," jelasnya lebih lanjut.

Dahnil pun mengisahkan semangat Novel Baswedan ingin segera pulang dan kembali bertugas di KPK. Meskipun belum sembuh benar akibat teror penyiraman air keras di depan masjid di dekat rumahnya setelah menjalankan salah subuh pada 11 April 2017 lalu.

Menurut Dahnil Simanjuntak, kondisi terkini penyidik senior KPK adalah belum sembuh, mata kirinya belum bisa melihat sama sekali, Sedang mata kanannya dibantu oleh hard lens untuk melihat.

"Novel Baswedan memutuskan pulang Ke Jakarta setelah dirawat lebih dari 10 bulan atau 314 hari setelah peristiwa penyiraman air keras terhadap dirinya," ujar pendiri Madrasah Antikorupsi ini kepada Tribunnews.com.

Dahnil Simanjuntak pun menuturkan, Siang ini Novel Baswedan akan memeriksa kembali Hasil operasi penambahan selaput pada mata kirinya, setelah di operasi pada Senin lalu (12/2/2018).

Pemeriksaan dilakukan Karena ada pembengkakan pada mata kiri Novel setelah di Operasi.

"Setelah pemeriksaan hari ini, Novel Baswedan Besok akan kembali diperiksa tekanan matanya oleh Dokter dan apabila hasil pemeriksaan positif, maka Novel berencana akan kembali Ke Jakarta pada Kamis pagi," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved