Papua Perlu Pemimpin yang Punya Etika Politik
Etika politik para pelaku politik saat ini menjadi perbincangan, mengapa? Karena ini berimbas pada peristiwa politik yang akhir-akhir ini terjadi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Etika politik para pelaku politik saat ini menjadi perbincangan, mengapa? Karena ini berimbas pada peristiwa politik yang akhir-akhir ini terjadi.
Restu Hapsari, Tokoh Perempuan Katolik dan Aktivis Perempuan mengatakan tahun 2018 dan 2019 akan menjadi tahun politik. Sehingga hampir setiap hari, publik akan bicara soal pusaran politik.
"Tokoh politik pasti menjadi sorotan, yang jadi persoalan, mereka selalu banyak yang negatif. Etika politik harusnya menjadi pegangan," ungkap Restu Hapsari dalam Seminar Nasional dengan tema Peran Umat Katolik Dalam Pembangunan Politik di Tanah Papua, Jumat (16/2/2018) di Auditorium Universitas Cendrawasih.
Restu Hapsari melanjutkan khusus di Papua, dibutuhkan kehadiran pelaku politik yang punya etika baik, berpegang pada kemakmuran dan Kemasalatan Papua.
"Kita butuh pemimpin yang punya etika baik. Seperti Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang punya ketegasan. Kasus-kasus OTT akhir-akhir ini, juga banyak membuat kita miris soal etika politik di negara kita," paparnya.
Baca: Kesehatan Vokalis Paramore Menurun Sejak Tiba di Jakarta, Ini Saran Dari Dokter
Restu Hapsari menambahkan menyambut tahun politik, dirinya mengingatkan agar nilai-nilai pancasilan diterapkan sungguh-sungguh karena Indonesia kedepan akan bergantung pada pelaku politik hari ini.
Jika para pelaku politiknya baik, maka Indonesia pasti akan baik. Namun jika pelaku politiknya banyak yang negatif, dirinya tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Indonesia kedepan.