Kamis, 2 Oktober 2025

Korupsi KTP Elektronik

Setya Novanto Pernah Tugaskan Kurirnya Tukar Uang Rp 2,5 Miliar

Dalam kesaksiannya Abdullah mengaku biasa ditugaskan Novanto untuk menukarkan uang di “money changer”

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews/JEPRIMA
Terdakwa kasus korupsi Proyek E-KTP Setya Novanto saat menjalani sidang di Pemgadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018). Pada persidangan kali ini jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan empat orang saksi. Mereka yakni, mantan Wakil Ketua Komisi II Taufiq Effendy, politikus Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa, dan mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Jafar Hafsah. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurir Setya Novanto, Abdullah dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus korupsi E-KTP di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kemayoran, Kamis (14/2/2018).

Dalam kesaksiannya Abdullah mengaku biasa ditugaskan Novanto untuk menukarkan uang di “money changer” di beberapa tempat.

“Anda pernah menukarkan uang di money changer atas perintah Pak Setya Novanto?” tanya Jaksa KPK, Abdul Basir.

“Benar Pak, tempatnya seperti di Bali Inter Money Changer, Piti Pili di Pacific Place, Dolarindo di Jalan Panglima Polim. Kemudian saya pindah berkantor di Equity Tower sejak 2010 kemudian saya menukarkan uang di Inti Valutama,” ujar Abdullah.

Abdullah mengaku penukaran uang dilakukan untuk kepentingan Setya Novanto menjalankan ibadah umrah.

Baca: Penghina Jokowi dan Buya Syafii Marif Diamankan

“Saya selalu bawa uang dalam bentuk fisik. Jumlahnya saya lupa karena beberapa kali dilakukan, beberapa kali ditukarkan karena Pak Novanto mau umrah,” lanjut Abdullah.

Kemudian Abdul Basir mencocokkan keterangan Abdullah dengan kesaksian Riswan, pemilik Inti Valutama yang pernah hadir di persidangan bahwa Abdullah pernah tidak membawa uang untuk ditukar.

“Jadi waktu saya bawa Bank Note-nya pagi, mereka belum siap rupiahnya jadi saya tinggal kemudian saya kembali lagi,” jelas Abdullah.

“Apa itu Bank Note?” tanya Basir.

“Setahu saya itu istilah uang tunai untuk dolar AS atau dolar Singapura. Itu saya menukar dolar Singapura ke Rupiah,” terangnya lagi.

Abdullah mengaku diberi kewenangan untuk memilih “money changer” untuk menukarkan uang.

“Pak Novanto bilang ke saya untuk cari money changer yang nilainya paling bagus,” kata Abdullah.

Kemudian Basir ingin memastikan berapa jumlah uang yang ditukarkan oleh Abdullah tersebut.

“Kira-kira Rp 2,5 miliar, sebanyak satu dus lah, itu sudah bentuk rupiah semua,” tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved