Pilkada Serentak
Mendagri: Politisasi SARA dan Politik Uang Merupakan Racun Demokrasi
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengingatkan kerawanan politik uang dan politisasi SARA dalam Pilkada Serentak 2018.
Laporan TribunNews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengingatkan kerawanan politik uang dan politisasi SARA dalam Pilkada Serentak 2018.
"Politisasi SARA dan politik uang merupakan racun demokrasi yang harus kita berantas," ujar Tjahjo Kumolo, di Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (13/2/2018).
Baca: KPK Telisik Aliran Dana Dalam Kasus Suap Dengan Tersangka Emirsyah Satar
Tjahjo menjelaskan setidaknya ada tiga indikator yang menggambarkan kesuksesan berjalannya Pilkada dan Pemilu di Indonesia.
Baca: Mahasiswa Asal Makassar Pikat Juri GSEA Lewat Usahanya Ubah Minyak Jelantah Jadi Bio Diesel
Pertama, meningkatnya partisipasi politik masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam pemilu.
"Sebelumnya targat untuk mancapi 74% telah tercapai dan untuk pilkada tahun ini angka partisipan ditargetkan mencapai 78%," ujar Tjahjo.
Baca: Wakil Ketua MKD: Anggota DPR yang Merasa Dicemarkan Nama Baiknya Bisa Buat Laporan Ke Polisi
Kedua, tidak adanya money politics dalam peyelenggaraan pemilu.
"Jika masih terus diterapkan yang seperti ini akan merusak peradaban demokrasi dan politik Indonesia yang bermartabat," jelas Tjahjo.
Baca: MKD Susun Aturan Menindaklanjuti Pasal Penghinaan DPR
Terakhir, kampanye ide, gagasan, dan program yang diberikan pasangan calon kepada masyarakat.
"Dengan begitu mari kita dorong calon kepala daerah untuk adu gagasan adu program untuk dapat mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat," kata Tjahjo.