Senin, 6 Oktober 2025

Peneliti Terorisme: Kunjungi Kabul, Jokowi Adalah Presiden Super Berani

Peneliti terorisme Ridlwan Habib melihat kunjungan Presiden Jokowi ini cukup beresiko secara keamanan.

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Presiden RI Joko Widodo didampingi Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo, Wakil Ketua BAZNAS Zainulbahar Noor, menyerahkan bantuan untuk pengungsi Myanmar di Coxs Bazar, Bangladesh berupa mobile clinic ambulance, lampu penerangan solar sel dan semua senilai 6,9 Milyar lansung di lokasi pengungsian Cox Bazar, Bangladesh. Ahad (28/1/2018). Foto diambil melalui Video Conference di Cafe Ropisbak Ghifari, Jl. Raya Tebet Barat No. 48, Tebet, Jakarta Selatan dipandu oleh Deputi BAZNAS, Arifin Purwakananta dan Direktur BAZNAS Mohd Nasir Tajang. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan mengunjungi Kabul, Afghanistan hari ini, Senin (29/1/2018).

Padahal, Kabul baru saja diserang bom mobil tiga hari yang lalu. Itu adalah serangan mematikan kedua, setelah pekan lalu terjadi insiden serangan terorisme di sebuah hotel di Kabul.

Peneliti terorisme Ridlwan Habib melihat kunjungan Presiden Jokowi ini cukup beresiko secara keamanan.

“Pertimbangan Presiden Jokowi untuk tetap mengunjungi Kabul adalah langkah yang super berani," ujar Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Senin (29/1/2018).

"Karena negara negara besar lain di dunia justru mengeluarkan travel warning ke Afghanistan,” jelas pengamat intelijen ini lebih lanjut.

Menurut Ridlwan, tujuh negara besar mengeluarkan travel warning diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Perancis,Australia, Swiss, Selandia Baru dan Denmark.

“Mereka melarang warga negaranya mengunjungi Afghanistan karena menduga akan ada serangan terorisme bersenjata,” ujar alumni S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia itu.

Baca: Gerhana Bulan Total 31 Januari Disebut Langka, Ini Penjelasannya

Ridlwan menjelaskan, sejak Oktober 2017 hingga Januari 2018, Afghanistan terus diguncang aksi terorisme. Serangan dilakukan oleh dua kelompok yakni Isis dan mujahidin Taliban.

“Serangan Taliban dilakukan di kota Ghazni, Kandahar, Gardez, Paktia, Ghor dan bulan ini Taliban menyerang Kabul, dalam teori keamanan situasinya merah, sangat berbahaya,” ucapnya.

Simbol Perlawanan Terhadap Aksi Teror

Ridlwan berharap keberanian Jokowi ini diikuti dengan persiapan matang dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

“Grup A Paspampres yang melekat pada Jokowi harus menyiapkan contingency plan, rencana darurat bahkan scenario evakuasi jika saat kunjungan ke Kabul ada serangan terorisme,” katanya.

Keselamatan Presiden harus jadi prioritas utama. Paspampres harus sudah mengukur jarak waktu menuju bandara yang paling aman.

Selain itu, saat kunjungan dilakukan Paspampres perlu menambah peralatan keamanan.

Sikap Jokowi yang ngotot tetap mengunjungi Kabul di tengah ancaman besar aksi terorisme itu menurutnya adalah simbol perlawanan terhadap aksi aksi teror.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved