Sabtu, 4 Oktober 2025

Ketika Menteri Pertananan AS Terkesima Atraksi Anggota Kopassus TNI Makan Ular

Menhan AS Jim Mattis memuji atraksi itu, dan menyanjung kemampuan para prajurit Indonesia dalam menangani ular-ular itu.

Editor: Hasanudin Aco
AFP/Getty Images
Sejumlah personel Kopassus menampilkan atraksi menangani ular. Hewan melata itu kemudian direntangkan, digigit sampai putus, dan darahnya disemprotkan ke mulut satu sama lain. 

Mattis, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, tampak menikmati atraksi yang berlangsung pada hari terakhirnya di Indonesia.

Dia memuji kemampuan para prajurit Indonesia dalam menangani ular-ular itu.

"Anda lihat bagaimana mereka membuat ular-ular itu lelah dan menggenggamnya? Cara mereka melemparnya ke sana ke mari. Ada seekor ular yang ternyata sangat cepat lelah," kata Mattis kepada wartawan.

Peragaan itu, menurut Mattis, menunjukkan betapa beratnya latihan prajurit Indonesia.

"Anda bisa bayangkan bagaimana latihan yang dijalani setiap individu di sini, sehingga mereka bisa melakukan itu," cetusnya.

"Ketika Anda melihat pasukan seperti itu, terbukti banyak hal kecil yang dilakukan sempurna, dan Anda bisa bayangkan mereka bisa melakukan hal-hal besar secara bersama," tambah Mattis.

Daya gentar

Kesan yang didapat Mattis sebenarnya adalah tujuan atraksi tersebut, menurut wartawan harian Kompas yang berpengalaman meliput bidang pertahanan, Iwan Ong.

"Kemampuan tempur individu itulah yang menjadi kekuatan militer Indonesia. Deterensi, daya gentar. Menunjukkan, 'nih kemampuan kita'. Senjata mungkin kita kalah teknologi, tapi keberanian dan deterensi boleh diadu," papar Iwan.

Soal menangani ular, menurut Iwan, militer Indonesia bukan satu-satunya yang punya kemampuan.

Militer negara-negara Asia Tenggara, khususnya Thailand dan Filipina, punya keahlian serupa. Bahkan, prajurit-prajurit Thailand sengaja membiarkan tubuhnya dipatuk ular demi membangun kekebalan tubuh.

Di Indonesia, papar Iwan, Kopassus mengajarkan para personelnya cara menangani ular melalui sekolah perang hutan di bawah naungan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus.

Penanganan ular mungkin sekilas tidak ada keterkaitannya dengan kemampuan tempur. Namun, hal itu penting "karena ular hampir pasti akan ditemui apabila pasukan bertempur di hutan."

Tapi apa perlu ular yang dijumpai harus digigit sampai putus?

"Tidak juga sih. Itu kembali lagi ke deterensi, daya gentar," kata Iwan sambil terkekeh.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved