Wiranto Imbau Paguyuban Jawa Tengah Terus Dukung Jokowi
Paguyuban Jawa Tengah sejak dulu sebelum Pemilu 2014 telah ramai-ramai mendukung Jokowi yang merupakan orang Solo.
lihat foto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengimbau anggota Paguyuban Jawa Tengah untuk terus mendukung Presiden Joko Widodo.
Wiranto yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina Paguyuban Jawa Tengah menjelaskan, Paguyuban Jawa Tengah sejak dulu sebelum Pemilu 2014 telah ramai-ramai mendukung Jokowi yang merupakan orang Solo.
"Dulu ramai-ramai mendukung wong Solo, Jawa Tengah Pak Jokowi, sekarangpu kita dukung terus pemerintahan Jokowi, ke depan kita konsisten dengan itu (mendukung Jokowi)," ujar Wiranto saat rapat kerja Paguyuban Jawa Tengah di Museum Nasional, Jakarta, Sabtu (21/1/2018).
Menurut Wiranto, alasan perlu mendukung Jokowi karena pembangunan berbagai infrastruktur di Tanah Air diperlukan kesinambungan, apalagi pemerintahan saat ini membangun dari pinggiran.
"Pak Jokowi orangnya baik, rencananya baik, saya kira kita harus akan dukung. Bangun dari pinggiran itu kosepnya yang betul, dulu (presiden sebelum Jokowi) kita bangun yang rame-rama seperti Jawa, dan kita lupa sama pinggiran," tutur Wiranto.
Wiranto menceritakan, pos-pos perbatasan Indonesia dengan negara lain dulunya kumuh, tetapi sekarang sudah bagus dari pos perbatasan negara tetangga.
Baca: Wakil Ketua Umum Gerindra Desak Polri Evaluasi Penembakan yang Tewaskan Kadernya
"Di sana (negara tetangga) dua tingkat, kita tiga tingkat, jalannya (lebar) 10 meter, kita buat 20 meter, penduduk di sana (negara tetangga) malah piknik ke sini (Indonesia)," ucap Wiranto.
Dengan dibangunan infrastruktur di wilayah-wilayah perbatasan maupun pinggiran, kata Wiranto, pemerintah sudah menciptakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat dan warga di sana pun merasa bangga berada di negara Indonesia.
Selain itu, Wiranto yang sudah beberapa kali mengawal presiden sebelum Jokowi, mengaku ritme kerja pemerintahan sekarang jauh berbeda dengan pimpinan negara pendahulu mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Dulu sebulan rapat kabiner paling banyak lima kali, sekarang sidang kabinet sehari atau seminggu bisa tiga kali, kalau ditotal bisa 36 kali dalam sebulan, dengan rapat terus menerus itu, Presiden bisa tahu apa kehendak rakyat," ujar Wiranto.
