Rabu, 1 Oktober 2025

Keakraban Jokowi dan Cak Imin, Pengamat: Bisa Dimaknai Macam-macam

Cak Imin juga akan lebih banyak diterima dari semua kalangan umat Islam dan juga kalangan non Islam.

Editor: Hasanudin Aco
henry lopulalan/stf
RESMIKAN KA BANDARA - Presiden RI Joko Widodo, meresmikan pengoperasian Kereta Bandara Soetta di Stasiun Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (2/1). Waktu tempuh kereta dari Bandara Soekarno-Hatta ke Stasiun Sudirman Baru berdurasi sekitar 54 menit dengan tarif Rp70 ribu. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli mengatakan bahwa keakraban yang terjadi antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bisa dimaknai bermacam-macam dalam peresmian kereta bandara, Selasa (2/1).

"Ini bisa dimaknai macam-macam. Bisa dimaknai juga karena memang untuk maju Pilpres, yang mana Pak Jokowi belum ada pendampingnya. Karena gak mungkin sama Pak Jusuf Kalla lagi karena dari segi usia sudah tidak memungkinkan," ujarnya saat dihubungi, Selasa (2/1/2017).

Ia mengatakan, dalam setiap agenda Jokowi bisa dianggap sebagai peristiwa politik menjelang Pilpres 2019, sehingga keakraban yang ditunjukkan Jokowi bersama Cak Imin tersebut bisa juga dumaknai dalam rangka untuk penjajakan.

"Dan itu wajar saja dilakukan. Karena harus mendekati semua tokoh. Apalagi, Pak Muhaimin salah satu tokoh partai berbasis Islam yang selama ini berkoalisi dengan pemerintah," ucapnya.

Baca: Ini Alasan Jokowi Ajak Muhaimin Resmikan KA Bandara Soekarno Hatta

Sementara, menurut dia, dua partai berbasis Islam, PKS dan PAN sudah jelas akan memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto. Kemudian, PPP sendiri masih dihadapkan dengan masalah internalnya, sehingga satu-satunya partai berbasis Islam yang paling memungkinkan untuk dirangkul Jokowi adalah PKB yang saat ini masih solid.

"Daripada kekhawatiran dia (Cak Imin) menyebrang ke tempat lain, maka Jokowi merangkul supaya dia tidak ketempat lain. Bisa dalam rangka penjajakan ke Pilpres 2019 itu, bisa dalam konteks merangkul, bisa untuk mempromosikan," katanya.

Apalagi, lanjut dia, Cak Imin sendiri jauh hari banyak mendapat dukungan dari para pendukungnya sebagai Cawapres Pilpres 2019, sehingga Jokowi sangat mungkin untuk mempromosikan Cak Imin dan menunjukkan kedekatan antarkeduanya.

"Kemudian dia (Cak Imin) juga representasi dari kekuatan Islam. Dan satunya-satunya yang bisa didekati adalah Cak Imin," jelasnya.

Ia melihat sosok Cak Imin cukup pantas untuk mendampingi Jokowi. Karena, menurut ia, Cak Imin mempunyai pengalaman politik yang panjang, di mana pernah menjadi pimpinan DPR termuda dan menteri di era SBY. Selain itu, kata dia, Cak Imin juga merupakan ketua salah satu partai lima besar di Indonesia.

Tidak hanya itu, tambah dia, Cak Imin juga akan lebih banyak diterima dari semua kalangan umat Islam dan juga kalangan non Islam.

"Terakhir dia juga bisa jadi tokoh yang lebih banyak diterima mungkin dari semua kekuatan Islam. Dan tidak ada resistensi dari Non Islamnya juga karena dianggap pluralis. Basis dukungan islam ini penting untuk mengurangi tensi politik identitas dan SARA," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved