Kamis, 2 Oktober 2025

Kaleidoskop 2017

172 Teroris Dibekuk Polri Sepanjang 2017

"Tahun lalu sebanyak 163 orang, dan tahun 2015 sebanyak 73 orang," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang 2017, Polri berhasil membekuk 172 pelaku tindak pidana terorisme.

Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah tersebut meningkat.

"Tahun lalu sebanyak 163 orang, dan tahun 2015 sebanyak 73 orang," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat memaparkan hasil kinerja Polri tahun 2017 di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2017).

Baca: Anies Tidak Akan Berikan Toleransi Terhadap Pelanggaran yang Dilakukan Anggota Satpol PP

Dari 172 penindakan pelaku terorisme, sebanyak 10 di antaranya sudah mendapat vonis.

76 lainnya masih dalam proses persidangan.

Sebanyak 68 pelaku teror masih dalam proses penyidikan.

Baca: Sepanjang 2017 BNPB Catat 2341 Bencana Terjadi di Indonesia

Kemudian, ada 16 pelaku teror tewas ditembak, dua tewas saat melancarkan aksi teror

Mantan Kepala BNPT ini mengungkapkan bahwa selama 2017, ada 18 personel yang menjadi korban aksi teror. Empat di antaranya meninggal dunia, sementara 14 lainnya terluka.

"Di antaranya bom Kampung Melayu, ada tiga polisi (tewas), di Poso, satu meninggal," jelas Tito.

Tito menyebut bahwa polisi paling banyak menjadi korban aksi teror pada 2011 yakni sebanyak 31 orang.

Baca: Hanya Punya 1 Hakim Pajak, MA Minta Syarat Harus Jadi Hakim Selama 20 Tahun Dihapus

Dari 31 anggota polisi yang jadi korban, tiga orang meninggal, 28 lainnya terluka.

Sementara, pada 2016, tercatat ada 12 polisi yang jadi korban, satu di antaranya meninggal.

"Jadi trennya naik dibanding 2016, jumlah anggota Polri yang gugur dan terluka," ujar Tito.

Baca: Gaya Pangeran Arab Fahad Al Saud Saat Liburan di Bali, Mondar-mandir Tanpa Celana

Mantan Kapolda Papua ini mengungkapkan bahwa meningkatnya penangkapan terhadap pelaku terorisme bisa terjadi karena dua kemungkinan.

Pertama lantaran perkara terorisme atau rencana serangan teror yang memang meningkat, atau lantaran upaya proaktif kepolisian.

Baca: Sandiaga Akan Lakukan Inspeksi Mendadak Terhadap PNS DKI Pada 2 Januari

"Saya lebih cenderung mengatakan bahwa banyaknya penangkapan ini karena langkah proaktif yang dilakukan polisi, lebih khusus Densus 88," tutur Tito.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved