Ketua Komisi A DPRD Yogyakarta Ajak Masyarakat Sambut Wisatawan dengan Kerukunan
Yogyakarta sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia sebagai destinasi wisata terpopuler kedua se-nusantara setelah Bali.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Yogyakarta sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia sebagai destinasi wisata terpopuler kedua se-nusantara setelah Bali.
Tidak hanya diminati wisatawan domestik, Kota Gudeg ini juga terbukti menarik minat wisatawan luar negeri.
Namun, menjelang tahun politik 2018 dan 2019 masyarakat Yogyakarta juga tak luput dari kekhawatiran adanya potensi perpecahan sebagai jalan memuluskan ambisi politik.
Baca: Mahkamah Agung Bentuk Tim Mistery Shopper Intai Hakim dan Pegawai Korup
Lewat pagelaran wayang semalam suntuk di halaman DPRD Yogyakarta, Rabu (27/12/2017) sampai Kamis (28/12/2017) Ketua Komisi A DPRD Yogyakarta, Eko Suwanto mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan dan kerukunan sebagai upaya menyambut kedatangan wisatawan jelang libur menyambut tahun baru 2017.
Pegelaran wayang itu membawakan cerita “Banjaran Bima” dengan tokoh utama Bima dengan dalang Ki Seno Nugroho.
“Kita bisa mencontoh tokoh Bima yang bersikap lugas, tegas, jujur, dan bekerja penuh semangat dalam segala hal," kata kader PDI Perjuangan itu saat memberi sambutan dalam pagelaran.
Baca: PKB Desak Ridwan Kamil Segera Tetapkan Calon Wakil Gubernur Sebelum PDIP Umumkan Calon
Dalam kondisi sekarang, semua pihak harus tetap menjunjung tinggi persatuan di tengah perbedaan latar belakang yang dimiliki Yogyakarta.
“Dengan semangat persatuan itu kita justru bisa memajukan identitas Yogyakarta yang beragam namun ramah bagi wisatawan yang datang,” ungkap
Dalam acara tersebut hadir pula anggota DPRD Yogyakarta lain seperti Edy Susila dari Partai Persatuan Pembangunan dan anggota DPRD Kota Yogyakarta, Wahyu Budiantoro.
Baca: Fadli Zon: Politik Identitas Menguat Karena Negara Abai Terhadap Keadilan Sosial
Eko Suwanto menyebut kehadiran anggota legislatif dari berbagai latar belakang partai politik yang berbeda merupakan wujud komitmen anggota parlemen memberi contoh kepada masyarakat.
Pihaknya ingin memberi contoh kepada masyarakat untuk menjaga kerukunan walaupun dari partai yang berbeda.
Menurutnya, menjaga kerukunan sama saja menjaga keistimewaan Yogyakarta lewat kebudayaan Jawa.
“Salah satunya melalui pagelaran wayang ini,” ujarnya.