Kamis, 2 Oktober 2025

Korupsi KTP Elektronik

Ganjar Pranowo: Saya Enggak Korupsi Tapi Dituduh Korupsi, Malu Saya

Uang suap tersebut diberikan oleh Mustokoweni, yang dibungkus di dalam amplop. Padahal, kata Ganjar, Mustokoweni telah meningal dunia pada bulan Juni.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (13/10/2017). Ganjar Pranowo hadir di sidang untuk menjadi saksi dengan terdakwa Andi Narogong alias Andi Narogong dalam kasus korupsi penerapan KTP elektronik. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berjanji bakal mengundurkan diri sebagai orang nomor satu di Jateng jika dirinya ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP.

Hal tersebut dikatakan saat menjawab pertanyaan para kepala daerah menyangkut pemberitaan terhadap dirinya terkait kasus tersebut.

“Iyalah, kalau saya terlibat korupsi, ya saya mundur meski itu kejadian di DPR. Malu toh saya,” kata Ganjar seusai workshop tunas integritas bersama kepala daerah di Jateng, Kamis (14/12/2017) di Semarang.

Ganjar menjamin bahwa dirinya tidak teribat dan melakukan korupsi dalam kasus tersebut.

Dia juga mengaku tidak pernah menerima uang suap dari para pihak terkait e-KTP.

Baca: Nama Ganjar, Yasonna, dan Olly Hilang, Ini Tanggapan Politikus PDI Perjuangan

Menurut Ganjar, tuduhan kepada dirinya perlu diurutkan dari segi waktu.

Dia mencontohkan, tuduhan dia menerima suap berkisar pada bulan September-Oktober.

Dalam tuduhan, dia menerima uang 520.000 dollar AS.

Sejumlah Masa yang tergabung dalam Komando Aksi dan Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Rabu (29/11/2017). Dalam aksinya mereka mendesak KPK untuk menyeret para penikmat E-KTP tanpa pandang bulu diantaranya Gamawan Fauzi, Tamsil Linrung, Teguh Juwarno, Oli Dondokambey, Yasona Laoly, Ganjar Pranowo, Ade Komarudin, Jafar Hafsah dan Matius Mekeng yang merugikan Negara Sebesar 2,3 Triliun. TRIBUNNEWS/HO
Sejumlah Masa yang tergabung dalam Komando Aksi dan Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Rabu (29/11/2017). Dalam aksinya mereka mendesak KPK untuk menyeret para penikmat E-KTP tanpa pandang bulu diantaranya Gamawan Fauzi, Tamsil Linrung, Teguh Juwarno, Oli Dondokambey, Yasona Laoly, Ganjar Pranowo, Ade Komarudin, Jafar Hafsah dan Matius Mekeng yang merugikan Negara Sebesar 2,3 Triliun. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Uang suap tersebut diberikan oleh Mustokoweni, yang dibungkus di dalam amplop.

Padahal, kata Ganjar, Mustokoweni telah meningal dunia pada bulan Juni.

“Saya enggak korupsi, tapi dituduh korupsi, malu saya. Korupsi enggak sih Pak Ganjar, terima duit Rp 5 miliar enggak sih Pak Ganjar. Ada melihat saya terima amplop, apa iya Rp 5 miliar itu dalam amplop,” ujar mantan Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini.

“Coba tanya kapan disogok September-Oktober, siapa yang menyogok Bu Mustokoweni, dia meninggal bulan Juni. Katanya ada karangan tidak betul, saya berpendirian saja saya tidak korupsi,” tambahnya.

Menurut Ganjar, tuduhan kepada dirinya hanya bersumber dari omongan satu orang.

Sebelumnya, Ganjar bicara blak-blakan mengapa namanya selalu dikaitkan dengan kasus korupsi e-KTP, sedangkan nama lainnya tidak terkait.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved