Partai Golkar Disarankan Gelar Munaslub Untuk Cari Pengganti Setya Novanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar akan menggelar rapat pleno untuk membahas pergantian ketua umum Setya Novanto pada hari ini, Selasa (21/11/2017).

Pengamat politik Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menduga ada dua kemungkinan putusan yang akan diperoleh dari rapat pleno tersebut.

Pertama, menentukan pelaksana tugas (plt) ketua umum untuk menjabat sampai 2019.

Kedua, menunjuk pelaksana tugas ketua umum untuk mempersiapkan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang akan digelar secepatnya.

Baca: PPP Sarankan Jokowi Ikuti Langkah Gus Dur untuk Pergantian Panglima TNI

Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017).

"Rapat pleno nanti paling banter hanya bisa memutuskan, pilihannya dua, apakah mereka akan memilih plt ketua umum sampai 2019, atau mereka akan memilih plt ketua umum untuk menyiapkan Munaslub secepatnya," kata Yunarto Wijaya.

"Tetapi menurut saya tidak ada pilihan mereka harus memilih plt," sambungnya.

Namun, menurut Yunarto, menunjuk pelaksana tugas (Plt) ketua umum Golkar sampai 2019 akan memiliki dampak negatif bagi tubuh partai.

Baca: Heboh Kabar Umi Pipik dan Sunu Eks-Matta Menikah Siri, Istri Sah Sunu Akhirnya Buka Suara

Menurutnya, secara otomatis akan terjadi status quo kepemimpinan.

Dengan demikian, kepemimpinan Setya Novanto akan masih terasa di internal partai.

"Berbicara mengenai plt, berarti Golkar masih berbicara status quo kepemimpinan, yakni bagian kekuasaan dari masa lama yang tetap dipertahankan," jelas Yunarto Wijaya.

Selain itu, pelaksana tugas ketua umum tidak akan efektif dalam melakukan pengambilan keputusan.

Dikarenakan, beberapa kebijakan yang seharusnya ditentukan oleh ketua umum definitif akan sulit ditentukan.