Gedung Baru DPR
Fahri Ingin Kompleks DPR Diperluas Seperti di Amerika, Sentil Gedung Merah Putih KPK
Menurutnya, jika Indonesia mau serius bernegara maka harus memiliki kompleks parlemen yang besar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah mengungkapkan keinginannya agar kompleks parlemen bisa ditata menjadi lebih luas. Ia mencontohkan kompleks parlemen di Amerika Serikat.
Fahri menyebutkan, Badan Keahlian di Parlemen Amerika bahkan memiliki tiga gedung.
"Kalau kami ingin kayak Amerika, gedungnya banyak. Amerika banyak gedung ya. Itu gedung BKD (Badan Keahlian Dewan) Amerika saja tiga gedung," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Ia mempertanyakan alasan banyak pihak yang mempermasalahkan rencana penataan kompleks parlemen, termasuk pembangunan gedung baru.
Fahri kemudian menyinggung gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurutnya, Gedung Merah Putih milik KPK juga membuat gedung baru namun tak diprotes masyarakat.
Padahal jumlah orang yang menempati gedung tersebut cenderung lebih sedikit dari DPR.
Adapun gedung KPK terdiri dari 16 lantai.
"DPR buat gedung dimaki-maki. KPK cuma 1.000 (pegawai) bikin gedung tinggi-tinggi," ujarnya.
Menurutnya, jika Indonesia mau serius bernegara maka harus memiliki kompleks parlemen yang besar.
Ia pun menilai pembangunan gedung baru tak perlu menunggu rekomendasi teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Urusannya apa PUPR? Gue mau buat gedung. Bikin gedung masa PUPR? PUPR itu teknis untuk cek gedung layak atau tidak dan standar harga. Itu saja," kata mantan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Belum ada rekomendasi
Sementara itu, pada akhir Oktober lalu, Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga menuturkan, pihaknya saat ini tengah mengelola data.
Berdasarkan laporan pendahuluan, data menunjukkan tidak ada kemiringan Gedung Nusantara I DPR. Hal itu diketahui dari pengecekan sampel beton dan besi.