Sabtu, 4 Oktober 2025

Siswi SMP yang Diperkosa Ayah Kandungnya Ingin Melanjutkan Sekolah ''Saya Rindu Sekolah Tapi Malu''

Kasus pemerkosaan yang menimpa warga Kampung Rimun, Desa Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) masih jadi pembicaraan.

Editor: Hasanudin Aco
POS KUPANG/ARIS NINU
LS alias S (15) diperiksa di Polsek Kota Komba, Selasa (31/10/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Kasus pemerkosaan yang menimpa warga Kampung Rimun, Desa Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) masih jadi pembicaraan.

Peristiwa tersebut pertama kali terungkap pada Kamis (26/10/2017) lalu.

Diketahui, korban yang berinisial LS (15) diperkosa oleh ayah kandungnya, MM (43).

Bukan cuma memerkosa, pelaku juga sempat merekam sosok putrinya tersebut dalam kondisi bugil.

Video tersebut disimpan dalam ponsel MM.

Baca: Edan, Pemuda Usia 25 Tahun Ini Nekat Perkosa Nenek Usia 100 Tahun

MM (43) ayah pemerkosa anak kandugnya mendekam di sel Polsek Kota Komba. MM diwawancara Kasubag Humas Setda Manggarai Timur, Agus Supratman, Selasa (31/10/2017). (POS KUPANG/ARIS NINU)
MM (43) ayah pemerkosa anak kandugnya mendekam di sel Polsek Kota Komba. MM diwawancara Kasubag Humas Setda Manggarai Timur, Agus Supratman, Selasa (31/10/2017). (POS KUPANG/ARIS NINU) ()

Selanjutnya, video itu kemudian terbongkar oleh sang istri.

Berkaitan dengan peristiwa ini, korban pemerkosaan kemudian menjelaskan kronologi kejadian yang dialaminya.

Dijelaskan korban sebagaimana dikutip dari Pos Kupang peristiwa yang sama ternyata berlangsung lebih dari sekali.

Lebih lanjut, dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasan lengkapnya:

1. Pertama kali terjadi di rumah

Sang ayah pertama kali menyalurkan nafsu bejat pada sang anak, Juni 2017 lalu.

LS yang ditemui di Mapolsek Kota Komba Polres Manggarai, Selasa (31/10/2017) mengatakan peristiwa pemerkosaan itu pertama kali terjadi bertepatan dengan pengumuman kelulusan Ujian Nasional SMP.

Saat itu, korban dinyatakan lulus SMP.

LS diketahui merayakan kelulusan tersebut di sekolah.

Kemudian, sang ayah menjemput korban untuk pulang ke rumah.

Rumah pelaku pemerkosa anak di Kota Komba (istimewa).
Rumah pelaku pemerkosa anak di Kota Komba (istimewa). ()

Sesampainya di rumah, sang ayah kemudian menyuruh korban tidur di kamar.

Tanpa disangka, bapak tiga anak tersebut kemudian masuk ke kamar tidur yang sama.

Ia diketahui mengunci pintu kamar tersebut dan menyetubuhi putri kandungnya.

"Bapak kunci pintu dan suruh saya buka baju. Saya awalnya tidak mau. Saya dipaksa dan diancam kalau tidak buka baju maka saya akan dibunuh dan tidak disekolahkan lagi. Saya takut karena terus diancam," ujar S.

2. Ancaman untuk korban

Setelahnya, korban pun diancam agar tak menceritakan kejadian tersebut pada siapapun termasuk sang bunda.

"Setelah (pemerkosaan) itu, bapak bilang ke saya jangan beritahu siapa-siapa termasuk mama. Saya diancam kalau melapor ke mama berarti saya dibunuh dan tidak disekolahkan," tambahnya

"Waktu itu rumah sepi. Mama dan adik-adik ada ke rumah tetangga," katanya.

3. Aksi pelaku terus berlanjut

Tak kapok bertindak bejat pada sang putri kandung, MM pun kembali melakukan hal yang sama beberapa waktu setelahnya.

Diceritakan S, setiap kali pergi dan pulang sekolah ia selalu diantar oleh ayahnya.

Di kesempatan itu pula, S kembali disetubuhi oleh ayahnya.

"Saya kalau ke sekolah lewat kebun kami. Ayah saya di kebun. Mau pulang sekolah pasti lewat kebun. Ayah saya selalu panggil saya mampir di pondok," jelas S.

Diungkapkan S, sang ayah juga sering kali merekam aksi bejat yang dilakukannya pada sang anak tersebut.

"Saya lihat bapak rekam perbuatannya. Mau melawan saya takut dibunuh," ujar S sembari menambahkan perbuatan sang ayah berlanjut sampai empat kali.

4. Korban trauma hingga tak mau sekolah

Berkaitan dengan tindakan bejat yang dilakukan sang ayah, S kini dilanda trauma cukup mendalam.

Korban yang juga anak sulung dari tiga bersaudara tersebut kini berubah jadi pendiam.

S kemudian menjelaskan setelah peristiwa malang tersebut ia tak pernah lagi pergi ke sekolah.

Ia takut teman-teman di sekolah nantinya mengolok-olok.

"Saya tidak ke sekolah sejak tanggal 26 Oktober. Saya malu nanti di sekolah teman-teman olok-olok saya," ucap S saat ditemui Pos Kupang di Polsek Kota Komba, Selasa siang.

Meski begitu, keinginan untuk tetap melanjutkan pendidikan pun masih tersimpan di hati pelajar SMP ini.

"Saya memang rindu mau sekolah, bahagiakan mama tapi saya ingin pindah sekolah di tempat lain saja," tambahnya.

"Saya rindu sekolah. Saya mau pindah sekolah lain saja," ujarnya. (Tribunwow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved