Sabtu, 4 Oktober 2025

Din Syamsuddin Prediksi Akan Banyak Perpecahan Jelang Tahun Politik

Din Syamsuddin, memprediksi di tahun politik mendatang perpecahan antarkelompok akan semakin banyak.

Fransiskus Adhiyuda
Din Syamsuddin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, memprediksi di tahun politik mendatang perpecahan antarkelompok akan semakin banyak.

"Saya membayangkan skenario terburuk terjadi. Mungkin akan ya, karena ada residu bawaan dari peristiwa lama. Pembelahan itu menjadi lebih dalam dan menjadi lebar," ucap Din Syamsuddin usai memimpin sidang Inter-Religious Council (IRC) Indonesia di Kantor CDCC, Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017).

Din Syamsuddin menjelaskan secara rinci soal residu bawaan yakni perpecahan saat Pemilih Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 lalu.

Ia menduga, perpecahan itu hingga saat ini belum juga diselesaikan.

"Bangsa ini terbelah secara mendalam pada 2014. Bipolar ini belum sembuh betul. Berlanjut di arena DPR dan eksekutif. Itu luar biasa berbahaya," jelas Din Syamsuddin.

Lebih lanjut, pasca Pilpres tersebut, terjadi saling membentuk gap baik di DPR maupun di eksekutif.

Terlihat, kata Din, terjadinya koalisi A dan B di pihak DPR dan koalisi A dan B di pihak eksekutif.

Meski pada akhirnya, lanjut Din, kedua kubu tersebut sama-sama terlihat saling menyandera.

"Ya eksekutif dikuasai oleh koalisi A dan legislatif kepimpinannya dipimpin oleh koalisi B itu, luar biasa bahayanya tapi terjadi interaksi-interaksi segala macam walaupun dalam bentuk saling tersandera," papar Din Syamsuddin.

Lalu, Din Syamsuddin mengatakan, saat kondisi tersebut belum sembuh benar, perpecahan tersebut kembali melebar karena faktor politik saat Pilgub DKI Jakarta.

"Sekarang belum sembuh betul itu, diterpa oleh faktor politik baru yakni Pilkada khususnya Pilkada ibukota. terbelah lagi tidak hanya antarorang, tapi satu agama antarorganisasi," ucap Din Syamsuddin.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pembelahan yang lebih dalam, Din mengajak kaum bijak dari berbagai kelompok untuk terjun dan terlibat dalam upaya pemersatuan.

Langka tepat, menurut Din, yakni berdialog yang dialogis, yang bertumpu pada ketulusan, keterbukaan, keterusan-terangan dan berorientasi mengatasi masalah.

"Ini harus segera dirajut (persatauan bangsa)," jelas Din Syamsuddin.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved