Senin, 6 Oktober 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Polisi Gandeng PPATK Lacak Pendanaan Teroris Sulawesi Selatan

"Untuk pendanaan (teroris) kita tidak begitu simpel untuk mengambil. Kita kerjasama dengan instansi terkait, dengan PPATK,"

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi Tim Densus 88. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melacak pendanaan kelompok teroris Sulawesi Selatan yang baru ditangkap Densus 88, Selasa (24/10/2017).

"Untuk pendanaan (teroris) kita tidak begitu simpel untuk mengambil. Kita kerjasama dengan instansi terkait, dengan PPATK," ujar Analisis Kebijakan (Anjak) Madya Divisi Humas Polri, Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/10/2017).

Baca: Ketika Hendak Pamitan, Anies Baswedan Bisikan Pesan di Kuping BJ Habibie

Pudjo mengungkapkan melalui aliran dana, polisi mencoba menyelidiki jaringan teroris tersebut.

"PPATK dan Polri saling membantu. menyelidiki jaringan yang diduga memiliki hubungan. Kita berkali-kali dibantu PPATK untuk meyakinkan dana itu digunakan untuk ini," jelas Pudjo.

Densus 88 meringkus satu terduga teroris bernama Bakri alias Bakri Baroncong alias Aslam alias Pak Nur, di Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur pada pukul 07.04 WITA, Selasa (24/10/2017).

Baca: Dua Kali PAN Beda Pandangan Dengan Partai Pendukung Pemerintah, Begini Reaksi PPP dan PDIP

Bakri yang bertempat tinggal di Asrama Ponpes Darul Hijrah, Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, ditangkap karena diduga ikut dalam rencana pembunuhan terhadap Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.

"Yang bersangkutan ditangkap berkaitan dengan keterlibatan Bakri alias Bakri Baroncong alias Aslam alias Pak Nur yang ikut serta dalam kejadian Bom Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2012, sesuai dengan BAP beberapa tersangka," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto, melalui keterangan tertulis.

Dalam BAP terduga teroris, Jodi terungkap bahwa Bakri memberikan bom pipa dan korek api kepada dirinya dan Awaludin alias Awal untuk melakukan pembunuhan terhadap Gubernur Sulsel.

Baca: Kuasa Hukum First Travel Minta Kliennya Dibebaskan Agar Jemaah Bisa Diberangkatkan

Selain itu, masih berdasarkan BAP Jodi, Bakri Baroncong bersama Suwardi alias Pak Guru, Budi dan Yadi mengikuti tausiah yg di bawakan oleh Abu Uswah dengan materi bahan dan cara pembuatan bom lontong di kebun milik Muhtar Hadi.

"Dalam pelatihan pembuatan bom tersebut berhasil membuat sekitar 20 batang bom (Jodi memegang 2 batang, Bakri memegang 6 batang, Awi memegang 6 batang, Abu Uswah 4 batang)," ungkap Rikwanto.

Polisi juga menggali keterlibatan Bakri dari BAP Awaluddin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved