Senin, 6 Oktober 2025

Antropolog Asal Jepang Ini Habiskan Waktu Bertahun-tahun Pelajari Muhammadiyah

Tidak banyak antropolog dari luar negeri berminat untuk melakukan kajian terhadap Muhammmadiyah bahkan merelakan hampir keseluruhan hidupnya.

Tribunnews.com/M Zulfikar
Pria yang lahir pada tahun 1933 memulai kajian terhadap Muhammadiyah pada tahun 1970-an. Apa yang ditulis Nakamura tentang Muhammadiyah merupakan hasil pengamatan pribadi secara langsung, wawancara, kajian tekstual hingga survei rumah tangga langsung di Kotagede. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Tidak banyak antropolog dari luar negeri berminat untuk melakukan kajian terhadap Muhammmadiyah bahkan merelakan hampir keseluruhan hidupnya.

Namun, antropolog asal Jepang, Mitsuo Nakamura rela menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk mengkaji Muhammadiyah.

Pria yang lahir pada tahun 1933 memulai kajian terhadap Muhammadiyah pada tahun 1970-an. Apa yang ditulis Nakamura tentang Muhammadiyah merupakan hasil pengamatan pribadi secara langsung, wawancara, kajian tekstual hingga survei rumah tangga langsung di Kotagede.

Hingga akhirnya Nakamura menyelesaikan kajiannya dengan menerbitkan buku yang diberi judul 'Bulan Sabit Terbit di Atas Pohon Beringin': Studi tentang Pergerakan Muhammadiyah di Kotagede sekitar 1910-2010.

Kotagede dipilih Nakamura karena dianggapnya sebagai jantung gerakan modernisme Islam, Muhammadiyah.

Di sana Nakamura meneliti sebuah gerakan pencerahan yang dilakukan Muhammadiyah dalam rangka melawan tradisi keagamaan yang banyak menyimpang dengan jalan kembali kepada ajaran Al Quran dan Hadits.

"Buku ini merupakan buah ‎kerjasama saya dengan masyarakat Kotagede, khususnya pada kader Muhammadiyah," kata Nakamura di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/10/2017).

‎Nakamura yang kini telah menginjak usia 80-an mengaku cukup nyaman dengan perlakuan yang diberikan para kader Muhammadiyah. Karena ia mengaku tidak dipersulit untuk mengikuti berbagai kegiatan kader Muhammadiyah baik dalam forum formal maupun nonformal.

"‎Saya diperbolehkan memasuki pengajian sampai melakukan observasi dan wawancara. Saya membaca dan menganalisis kehidupan warga Muhammadiyah dan perkembangan Muhammadiyah di Kotagede," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved