Pengiriman Paket Senjata dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bengkulu
Petugas melakukan pengecekan terhadap penerima barang ini. Paket tersebut milik Adi Darmawanto beralamatkan di Jalan Glatik Atas No. 30 Bengkulu.
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pengiriman senjata api kembali terjadi di Bandara pada Rabu (4/10/2017).
Kali ini insiden yang sempat heboh itu berlangsung di Bandara Fatmawati, Bengkulu.
Data yang dihimpun menyebutkan, paket senjata ini tiba di Terminal Cargo Bandara Fatmawati sekitar pukul 08.45 WIB sebanyak 10 koli.
Senjata tersebut diangkut melalui penerbangan pesawat Garuda No. 296. Pengirim diketahui dari BNN RI, Jalan MT Haryono No. 11 Cawang, Jakarta.
Berdasarkan hasil scan xtray di Bandara Fatmawati, paket tersebut diketahui berisikan senjata api.
Alhasil barang itu ditahan oleh Kasrem 041/Gamas bersama Danlanal Bengkulu di Terminal Cargo Bandara Fatmawati.
Petugas melakukan pengecekan terhadap penerima barang ini. Paket tersebut milik Adi Darmawanto beralamatkan di Jalan Glatik Atas No. 30 RT 10 / RW 09 Bengkulu.
Baca: DPR Minta Anggaran untuk Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali Dihemat
Baca: Audit BPK: Pengendalian Intern Kementerian ESDM Atas Kontrak Karya Freeport, Bermasalah
Aparat pun segera melakukan pengecekan terhadap alamat itu. Ternyata alamat tersebut dihuni oleh Suratmin. Suratmin merupakan pensiun BKKBN Provinsi.

Bahkan sang pemilik rumah mengaku tidak ada kaitan dengan senjata yang ditemukan di Terminal Cargo Bandara ini.
Petugas juga berkoordinasi dengan jajaran BNN Provinsi Bengkulu.
Kepala BNN Bengkulu, Brigjen Nugroho menjelaskan bahwa paket senjata itu memang merupakan milik institusi yang dipimpinnya.
Ia menyebut dirinya sendiri yang meminta pengiriman senjata - senjata ini. "Itu senjata resmi, saya minta ke BNN pusat," ujar Nugroho kepada Warta Kota, Rabu (4/10/2017).
Senjata yang dikirim ini berjenis Saiga-12CEXP-01 kaliber 18,3 MM berjumlah 5 pack buatan Rusia, CZ P-07 softgun kaliber 22 mm sebanyak 21 pucuk.