Sabtu, 4 Oktober 2025

1.300 Jiwa Mengungsi dan 380 Rumah Rusak Akibat Longsi di Cianjur

"Tidak ada korban jiwa. Tercatat sebanyak 138 rumah rusak berat, 103 rumah rusak sedang, 139 rumah rusak ringan, dan 420 rumah terancam longsor,"

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Tribun Jabar/Ery Chandra
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Longsor atau pergerakan tanah terjadi di Cianjur, Jawa Barat.

Longsor terjadi akibat ‎kondisi struktur tanah yang labil dan dipicu hujan deras yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir.

"Kondisi tanah yang retak-retak selama musim kemarau kemudian diguyur hujan yang cukup deras telah menyebabkan air mengisi retakan tanah tersebut sehingga menimbulkan longsor," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan pers yang diterima Trbunnews, Selasa, (3/10/2017).

Baca: Rugikan Negara Rp 2,7 Triliun, Harta Kekayaan Mantan Bupati Koname Utara Tercatat Rp 3,8 Miliar

Bencana longsor tersebut menyebabkan ratusan rumah di lima dusun Desa Waringinsari Kecamatan Takokak rusak.

Longsor juga menyebabkan 800 kepala keluarga atau 2.400 jiwa terdampak.

"Tidak ada korban jiwa. Tercatat sebanyak 138 rumah rusak berat, 103 rumah rusak sedang, 139 rumah rusak ringan, dan 420 rumah terancam longsor," katanya.

Baca: KPK Beberkan Modus Korupsi Mantan Bupati Konawe Utara Rp 2,7 Triliun

Selain itu, longsor juga menyebabkan sekitar 1.300 jiwa masyarakat mengungsi.

Mereka mengungsi karena rumahnya rusak dan sebagian takut akan adanya longsor susulan.

Pengungsi tersebar di beberapa titik seperti di balai desa, madrasah, tetangga terdekat dan di rumah kerabatnya.

"Longsor juga menyebabkan 3 unit sekolah rusak sedang, 14 unit masjid rusak ringan, 18 unit mushola rusak sedang, 3 saluran irigasi rusak berat, 1 unit sarana air bersih milik Ponpes Riyadul Muthadin rusak berat, 5 titik jalan tertimbun dan 1 jalan putus," tuturnya.

Akibat kejadian tersebut BPBD Kabupaten Cianjur bersama TNI, Polri, BPBD Provinsi Jawa Barat, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat.

Baca: Polisi Akan Cocokan Data PPATK Dengan Keterangan Bendahara Saracen

Bupati Cianjur telah menetapkan status tanggap darurat bencana longsor tanggal 1 - 7 Oktober 2017.

BPBD Cianjur telah memberikan bantuan logistik berupa beras, mie instan, sarden, kecap, saus, dan minyak goreng.

BPBD Provinsi Jawa Barat telah memberikan bantuan logistik senilai Rp 360 juta berupa sandang 175 paket, Kidsware 180 paket, selimut 200 lembar, tikar 200 lembar, matras 200 lembar, familykids 200 lembar, dan mie instan 80 dus.

Tim Reaksi Cepat BNPB melakukan pendampingan dalam penangan darurat.

BPBD Cianjur telah mengimbau kepada masyarakat untuk menutup retakan tanah dengan menggunakan tanah liat.

BPBD juga mencari pos pengungsian dan posko cadangan karena dikhawatirkan longsor susulan akan terus berlangsung.

Sutopo menghimbau masyarakat untuk waspada dari ancaman banjir dan longsor. Saat ini masuk musim peralihan menuju musim penghujan.
Diperkirakan musim penghujan akan turun awal November mendatang.

"Musim pancaroba umumnya terjadi hujan deras disertai angin kencang. Longsor adalah bencana paling banyak menimbulkan korban jiwa meninggal sejak tahun 2014-2016. Hendaknya masyarakat mewaspadai bahaya longsor saat hujan deras," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved