Jumat, 3 Oktober 2025

Indonesia Akan Terdampak Jika Korea Utara dan Amerika Terlibat Perang Nuklir

Indonesia akan terdampak jika terjadi perang nuklir antara Amarika Serikat dengan Korea Utara.

Editor: Adi Suhendi
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo/Repro TV Korut
Peluru kendali Korea Utara (Korut) kelas ICBM (Peluru Kendali Balistik Antarbenua) yang diluncurkan Jumat (28/7/2017) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia akan terdampak jika terjadi perang nuklir antara Amarika Serikat dengan Korea Utara.

Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir, Badan Pengawas Tenga Nuklir (Bapeten), Didik EKo Sumargo, rudal nuklir selain menyebakan ledakan dahsyat juga melepaskan partikel berbahaya ke udara.

Angin bisa membawa partikel berbahaya tersebut ke Indonesia.

Baca: Sikapi Bully, Panglima TNI: Masa Harus Marah? Dia Kan Nontonnya Di Belakang

"Sudah ditakdirkan, angin di belahan Utara, akan berbenturan dengan angin bagian Selatan, itu akan ketemu di ekuatorial (red: khatulistiwa)," ujar Didik di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).

Seberapa besar dampaknya terhadap Indonesia, hal tersebut sangat tergantung dari spesifikasi hulu ledak nuklir yang digunakan.

Baca: Soal Senjata, Jokowi: Panglima TNI Sudah Bertemu Saya, Sudah Dijelaskan

Pada tingkat tertentu, menurut Didik EKo Sumargo, bisa saja dampaknya berbentuk mutasi genetik.

Seperti yang dialami korban-korban ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945.

"Kalau yang sampai ke kita banyak, bisa ke situ," katanya.

Saat ini, peralatan yang dimiliki Indonesia belum mampu mendeteksi kadar radioaktif di udara yang merupakan satu indikator dari aktivitas nuklir di sekitaran Indonesia, termasuk di wilayah Korea Utara dan Guam yang lokasinya ada di sebelah Utara Indonesia.

Baca: Menhan: Bukan 5.000 , Tapi 512 Pucuk Senjata Api

Detektor radioaktif, rencanannya baru akan dipasang tahun depan.

Rencanannya detektor CTBT 5 itu, akan dipasang bersebelahan dengan detektor CTBT milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang dipasang di enam titik di Indonesia, antara lain di Medan, Riau, dan Makassar.

"(Nanti) kalau aktivitas uji cobanya di atas permukaan bumi, kita pasti bisa baca," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved