Jokowi Ingatkan Kampus Tak Dijadikan Tempat Penyebaran Radikalisme
"Sekarang ini telah terjadi infiltrasi ideologi yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah kita,"
Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat memberikan sambutan dalam acara penutupan Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia, Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk senantiasa waspada terhadap upaya-upaya yang dapat memecah belah bangsa.
"Sekarang ini telah terjadi infiltrasi ideologi yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah kita," ujar Presiden berdasarkan keterangan Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (26/9/2017).
Baca: Begini Pendapat Warga Myanmar Soal Tragedi Kemanusiaan di Rakhine State
Dikatakannya, era keterbukaan saat ini tidak bisa dihindarkan, sehingga media sosial sangat terbuka bebas untuk infiltrasi yang tidak kita sadari.
Jokowi menilai infiltrasi tersebut dilakukan dengan cara-cara lembut dan menggunakan pendekatan terkini.
Sehingga, banyak yang lupa bahwa sebenarnya Indonesia telah memiliki ideologi Pancasila yang mempersatukan.
Baca: Jokowi: Biaya Logistik Indonesia Dua Kali Lebih Mahal dibanding Malaysia dan Singapura
"Banyak dari kita yang terbuai oleh itu sehingga kita lupa telah memiliki Pancasila," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengaku bangga dengan deklarasi yang diucapkan seluruh pimpinan Perguruan Tinggi.
"Tadi saya bangga telah dideklarasikan oleh pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia yang bertekad untuk mempersatukan kita dalam NKRI, berpegang teguh dalam UUD 1945, dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika," kata Jokowi.
Baca: Jokowi Dijadwalkan Temui Pengungsi Erupsi Gunung Agung
Presiden mengingatkan bahwa perguruan tinggi adalah sumber pengetahuan dan pencerahan.
Karenanya, akan sangat berbahaya kalau perguruan tinggi dimanfaatkan segelintir pihak sebagai medan infiltrasi ideologi ini.
"Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," ucap Presiden.