Korupsi KTP Elektronik
Tidak Mau Kerja Sama, Saksi Sebut Produk Johanes Marliem Jelek
Direktur Utama PT Karsa Wira Utama, Winata Cahyadi mengungkapkan pernah bertemu dengan almarhum Direktur PT Biomorf Johanes Marliem.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Karsa Wira Utama, Winata Cahyadi mengungkapkan pernah bertemu dengan almarhum Direktur PT Biomorf Johanes Marliem.
Dalam pertemuan tersebut, Marliem ingin agar Winata menggunakan produk Automated Finger Print Identification System (AFIS) dalam proyek e-KTP di Indonesia.
Baca: Novel Baswedan: Setelah 5 Bulan Mata Kanan Saya Insya Allah Bisa Kembali Normal
Perusahaan Winata adalah perusahaan yang menang dalam uji petik e-KTP dan ikut tender e-KTP. Dalam kesaksiannya untuk terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong, Winata mengungkapkan kualitas produk tersebut ternyata jelek.
Baca: Saat Rombongan KPK yang Hadir Dalam Rapat Di Komisi III Diminta Memperkenalkan Diri
"Saya ketemu Johannes Marliem. Saya pemenang waktu uji coba. Dia minta pake produk dia. Saya bilang barang 'you' jelek," kata Winata di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (11/9/2017).
Karena kualitas yang rendah tersebut, Winata menolak bekerja sama dengan Marliem.
Belakangan, Winata mengetahui Marliem menggunakan produk pemindaian Iris.
Baca: Jaksa KPK Ungkap Bukti Transfer Rp 2 Miliar Dari PT Quadra Kepada Rudy Alfonso dan Partner
"Di kemudian hari dia pake iris untuk menutupi kejelekan produk dia. Jadi kita nggak ajukan iris. Saya bilang teknologi 'you' ketinggalan," kata Winata.
Sekadar informasi, Johanes Marliem meninggal di Amerika Serikat karena bunuh diri, belum lama ini. Marliem disebut-sebut selama ini adalah saksi kunci terkait perkara korupsi yang merugikan negara Rp 2,3 triliun itu.