Pakai Helikopter, Panglima Hadiri Upacara Penurunan Bendera di Istana dan Doa Bersama di Mabes TNI
Ia bisa hadir di kedua acara yang jamnya bersamaan dan lokasinya berjauhan, dengan bantuan helikotper.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo, menggagas acara doa bersama '171717' yang digelar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (17/8/2017).
Acara peringatan HUT ke- 72 Kemerdekaan RI itu digelar di Mabes TNI pukul 17.00 WIB. Padahal, ia juga wajib hadir di Istana Merdeka di Jakarta Pusat, pada pukul 17.00 WIB.
Panglima TNI yang merupakan pemimpin Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Darat (AD), bisa menghadiri kedua acara tersebut, yakni upacara penurunan bendera di Istana Merdeka pada pukul 17.00 WIB, dan acara doa besama di Cilangkap.
Baca: Begini Potret Serunya Anies Baswedan Ikut Lomba Tarik Tambang Meriahkan HUT RI
Ia bisa hadir di kedua acara yang jamnya bersamaan dan lokasinya berjauhan, dengan bantuan helikotper.
Menjelang pukul 17.00 WIB, Panglima TNI terbang dengan helikopter berwarna hijau dari wilayah Mabes TNI, Cilangkap, untuk menghadiri upacara penurunan bendera.
Saat acara doa bersama dimulai pada pukul 17.00 WIB, Panglima TNI tidak berada di tempat. Ia baru muncul pada sekitar pukul 18.30 WIB, setelah acara salat Maghrib berjamaah selesai digelar.
Kepada wartawan yang hadir di acara doa bersama 171717, Gatot Nurmantyo menyebut bahwa semua pihak harus menghargai, bahwa kemerdekaan juga diraih dengan izin Tuhan Yang Maha Esa.
Baca: Puluhan Peserta Upacara HUT RI Pingsan gara-Gara Belum Sarapan
Para pahlawan yang sukses memerdekakan bangsa, mengakui hal tersebut, dengan menuliskannya Undang-Undang Dasar 1945.
"'Founding father' (red: pendiri bangsa) benar-benar menyadari, kemerdekaan ini yang diperjuangkan 350 tahun ini, berhasil karena rahmat dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
Para pendiri bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan golongan, berhasil melawan penjajah yang saat itu memiliki persenjataan dengan teknologi yang paling moderen, adalah karena rahmat Tuhan.
Panglima TNI menganggap saat ini masyarakat yang merasakan jasa para pahlawan, harus ikut berhargai hal tersebut. Hal itu menurut Panglima TNI ditunjukan salah satunya dengan doa bersama.
"Kita jangan lupakan sejarah. Yang memperjuangkan saja menyadari bahwa kemerdekaan ini berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kita sebagai penikmat, kalau tidak ingat, bagaimana ?" tanya Gatot Nurmantyo.