Kasus First Travel
Sosok Suami-Istri Miliarder Pemilik First Travel yang Ditangkap Polisi, Dulunya Pegawai Minimarket
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menangkap bos PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel.
Awalnya pria kelahiran Bogor, 29 Desember 1985 ini mengawali kerja selepas lulus SMA, sebagai pramuniaga di sebuah gerai minimarket di tahun 2004. Profesi ini dilakoninya selama sambil meneruskan pendidikannya di STIE TAMA Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Setahun kemudian, ia memutuskan untuk menikah muda dengan wanita pujaannya yang kini menjadi istrinya yaitu Anniesa Desvitasari Hasibuan. Untuk membiayai keluarga barunya, Andika pindah bekerja dengan status magang di kantor Pusat Bank Bukopin.
"Saat itu dengan status magang, saya bekerja serabutan dari mulai urusan administrasi sampai beberes kantor pakai masker. Bayarannya Rp 50.000 sehari, lumayanlah buat berdua sampai anak lahir di tahun 2006," ujarnya.

Tiga tahun menjalani kesederhanaan dengan istri yang juga masih menjalani kuliah di Universitas Indonesia, di 2008 peristiwa yang mengubah seluruh hidupnya terjadi. Ayah mertuanya, seorang pengusaha batubara yang menjadi tulang punggung keluarga istri meninggal dunia.
Sang ayah meninggalkan ibu mertua dan 3 adik istrinya yang masih kecil-kecil. Keluarga pun goyah karena tak ada lagi penopang keluarga, usaha sang ayah mertua pun tak ada yang bisa diteruskan. Andika dan keluarga kecilnya sendiri masih menumpang di rumah sang mertua.
"Kalau hanya kerja untuk menafkahi saya dan anak sih, cukuplah. Tapi kan masih ada ibu dan adik yang kecil-kecil,” ujarnya.
Apalagi sebagai anak tertua, ia dan istri diberi amanat untuk menjaga adik-adik.
Hanya mengandalkan gaji Rp 50.000 sehari untuk menghidupi 7 kepala dengan sejumlah kebutuhannya, tentulah jauh dari kata cukup. Dengan berat hati, keduanya pun memutuskan untuk mengakhiri kuliah dan fokus mencari nafkah untuk keluarga.
Sebagai tahap awal, Andika menggadaikan motor ‘butut’nya dan memperoleh dana sebesar Rp 2 juta yang ia gunakan sebagai modal.
Uang tersebut digunakan keduanya untuk menyewa toko kecil di pinggir jalan di kawasan Cimanggis, Depok. "Saya masih bekerja dan sering bolos, kami berdua menjual apa saja. Mulai jualan pulsa handphone, burger, seprai sampai cetak foto kami lakukan," kata Andika.
Kendati menggunakan dana tambahan dari simpanan sang ayah sekitar belasan juta, usaha pasangan tersebut tak berjalan mulus. "Jualan gak laku-laku. Usaha pun hanya bertahan beberapa bulan saja, modal habis," lanjutnya.
Gadai rumah
Tak putus asa, Andika pun membuka usaha travel. Ia membuat izin CV dengan nama First Karya Utama. Untuk memodali usahanya, keluarga sepakat untuk menggadaikan rumah satu-satunya peninggalan sang ayah ke bank.
Tanpa pengalaman yang cukup dan bermodal nekat, Andika dan istri memberanikan diri memutar Rp 50 juta uang pinjaman tersebut. Untuk izin usaha, alat-alat kantor dan sewa tempat, modal tersebut pun nyaris habis.
"Kami itu hanya cari pasar orang-orang yang butuh tiket, kalau ada kami lempar lagi ke travel lain. Mulai door to door sampai yang ada di yellow pages kami hubungi, tak banyak hasil, uang habis untuk biaya telepon," tutur ayah dari Nadira Azra Surachman ini.