Minggu, 5 Oktober 2025

Di Hadapan Ulama, Kepala BIN Beberkan Sejumlah Ancaman terhadap Negara

Budi Gunawan mengungkap ancaman terhadap Indonesia yang berdaulat dan maju di tengah kondisi dunia yang multipolar.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
Rizal Bomantama
Kepala BIN Jenderal Polisi Budi Gunawan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Ketua MUI Ma'ruf Amin hadir dalam acara Halaqah Nasional Alim Ulama Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2017) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkap ancaman terhadap Indonesia yang berdaulat dan maju di tengah kondisi dunia yang multipolar.

Menurutnya, ada sejumlah hal yang yang menjadi ancaman bagi Indonesia saat ini. Pertama adalah ancaman black ops, yang mempengaruhi kelompok tertentu untuk menciptakan situasi inkondusif bagi jalannya pemerintahan.

"Kedua ancaman psyco ops, berupa berita hoax yang terus mempengaruhi opini masyarakat," kata Budi saat berbicara di acara deklarasi Majelis Dzikir Hubblul Waton dan Halaqah Nasional Alim Ulama dengan tema Memperkokoh Landasan Ke-Islaman Nasionalisme Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/7/2017).

Budi menambahkan yang ketiga adalah ancaman kelompok teror dengan konsep Jihad Fardiyah atau amaliyah perorangan.

"Mereka yang ingin menciptakan Khilafah Islamiyah seperti zaman Khilafah Usmaniyah. Sekarang pergerakan kelompok ISIS di Timteng mulai bergerak ke arah Asia Pasifik dan mempunyai tujuan untuk mendirikan Khilafah di wilayah Asia Pasifik," katanya.

Keempat ancaman narkoba, dimana Indonesia merupakan pasar narkoba oleh 27 kartel narkoba dunia.

"Selanjutnya yang kelima, ancaman ideologi, adanya kelompok-kelompok yang anti Pancasila dan ingin menciptakan Khilafah Islamiyah, negara Komunis Indonesia, dan kelompok neo-liberal," katanya.

Dikatakan Budi, hal ini yang dilakukan untuk melunturkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia. Hingga menyebabkan kelompok-kelompok mereka bisa berkembang dan terus eksis menyuarakan tujuannya untuk mengganti Pancasila.

Ancaman ekonomi dilakukan dengan dominasi maraknya produk palsu, khususnya produk China.

"Dominasi mafia pangan dan energi, serta praktik-praktik ekonomi yang tidak sehat dikalangan pelaku ekonomi," katanya.

Indonesia kata Budi juga diancam isu anti China. Seperti isu masuknya tentara china ke Indonesia, banyaknya TKA China ilegal ke Indonesia, dan isu anti china lainnya yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

"Ancaman Cyber dan Media War. Maraknya informasi provokatif dan hoax yang dapat memecah belah bangsa indonesia dengan mengadu domba antara ulama dengan pemerintah, umat Islam dengan pemerintah dan sebagainya. Selain itu, ancaman virus yang telah menyerang komputer beberapa kementerian merupakan salah satu bentuk operasi intelijen asing," kata Budi.

Menurutnya, ancaman potensi konflik Pilkada seperti yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta, juga mempunyai potensi juga akan terjadi di beberapa wilayah pada Pilkada serentak tahun 2018.

"Yang terakhir, ancaman separatisme oleh kelompok Gerakan Separatis Papua Barat dan Papua serta Gerakan Aceh Merdeka yang terus melakukan pergerakan signifikan," kata Budi.

Lebih lanjut jenderal Polisi bintang empat ini mengatakan, sejumlah elemen yang mengantarkan bangsa Indonesia memasuki proklamasi kerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1955.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved