Penangkapan Terduga Teroris
Densus 88 Ciduk Satu Terduga Teroris di Gunungkidul
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 mengamankan satu orang warga berinisial S di Padukuhan Madusari, Desa Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (6/6/20
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 mengamankan satu orang warga berinisial S di Padukuhan Madusari, Desa Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Selasa (6/6/2017).
Penangkapan tersebut karena dugaan keterkaitan S dengan kegiatan terorisme.
Kakak kandung S, Eko Budihariyanto, menbenarkan adanya penangkapan terhadap adik kandungnya S.
Penangkapan tersebut dilakukan oleh puluhan personel Tim Densus 88 bersenjata lengkap ketika S (33) tengah mengantar ibunya berbelanja di pasar, Selasa (6/6/2017), pada waktu siang hari.
"Benar, jika dari tim Densus ke rumah kami dan membawa adik saya (S)," ujar Eko, Selasa (6/6/2017).
Eko bercerita juka Tim Densus kemudian melakukan penggeledahan di rumah orangtua terduga di RT 04/10 Padukuhan Jeruk, Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul dan membawa S berikut istri, ketiga anaknya, serta satu saudaranya.
Ia mengatakan, semula ketiga anak dari S, dan anaknya dibawa namun oleh tim Densus namun kemudian dikembalikan.
Sedangkan, Istri dari S dibawa ke Polres Gunungkidul, namun sudah dikembalikan ke rumah.
"Sementara S sudah dibawa oleh tim Densus," ujar Eko.
Lanjut Eko, Tim Densus 88 juga melakukan penggeledahan di kediaman orangtua S, namun tidak membawa sesuatu barang pun, kecuali adiknya, S yang dibawa oleh petugas.
Pada waktu penangkapan, dirinya hanya diberitahu jikalau S diduga terlibat aktivitas terorisme.
"Kami hanya diberitahu jika S, terkait terorisme, bom apa entah," ujar Eko.
Eko mengatakan, S memang merupakan warga asli Padukuhan Jeruk, Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul, namun telah tinggal di Tegal, Jawa Tengah selama sembilan tahun lamanya dan berprofesi sebagai pengajar di salah satu tempat kursus musik di Tegal.
"S lama tinggal di Tegal, di sana dia menikah dengan istrinya dan menetap di sana. Dari pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak," ujar Eko.
Eko bercerita, tidak ada hal-hal yang aneh yang ditemui oleh pihak keluarga, hal ini karena S sudah lama tinggal berpisah dari orangtua dan saudaranya.
Baru tiga hari yang lalu, S beserta istri dan ketiga anaknya pulang ke rumah orangtuanya di Gunungkidul.
"Tidak ada kecurigaan, tidak ada hal yang aneh-aneh. Komunikasi dengan keluarga pun baik. Saya pun terkejut ketika S dibawa oleh polisi," ujarnya.
Eko pun berharap segera ada kejelasan akan status dan keberadaan dari adiknya. Selama ini dia menganggap S sebagai anak yang baik dan tidak berperilaku melanggar hukum.
"Kami mohon kejelasan dari pihak kepolisian bagaimana status dan keberadaan adik saya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kepek, Wonosari, Bambang Setyawan, membenarkan jika sempat terdapat beberapa mobil lengkap dengan personel dari Tim Densus 88 mendatangi kediaman orangtua terduga teroris di RT04/10 Dusun Jeruk, Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul pada Selasa (6/6/2017) siang.
Tim yang diketahui dari Densus 88 kemudian mengamankan satu orang berinisial S dari rumah tersebut.
"Betul ada sejumlah petugas, berseragam dan bersenjata lengkap seperti petugas kepolisian mengamankan terduga," ujar Bambang.
Bambang mengatakan, jikalau tidak ada keanehan pada pribadi S. Layaknya warga biasa, S juga kerap terlihat beraktivitas di rumahnya.
Sejauh ini pihaknya masih belum mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian terkait penangkapan salah seorang warganya.
Terpisah, Kepala Sub Bagian Humas Polres Gunungkidul, Iptu Ngadino, mengatakan, keberadaan S saat ini sudah dibawa ke Mako Brimob Polda DIY di Baciro, Yogyakarta. Kasus ini pun ditangani oleh Polda DIY.
"S sudah dibawa ke Brimob, kasus ini ditangani oleh Polda DIY," ujar Ngadino.(rfk)