Anak-anak Fiera Lovita Ketakutan Saksikan Ibunya Diburu, Diteror, dan Diintimidasi
Tindakan Persekusi berawal saat Fiera membuat tiga status pada akun Facebook-nya pada 19 hingga 21 Mei 2017.
Atas pertimbangan keselamatan jiwa anak-anak dan dirinya, Fiera memutuskan untuk pergi dari Solok untuk sementara waktu.
Dia merasa tidak ada pihak yang mampu melindungi.
Fiera mengaku tidak mendapat dukungan nyata dari teman sejawat maupun pihak lain yang berada disekitarnya.
Bahkan beberapa rekan di kantornya memilih aman dengan menjauhi Fiera.
"Saya memutuskan untuk berkeinginan keluar dari Kota Solok, Sumatera Barat ini. Saya tidak mempunyai pilihan lain lagi," ujar Fiera.
"Tidak ada pihak yang akan melindungi saya di sana, ditambah suasana di lingkungan pekerjaan yang sudah tidak nyaman lagi," kata dia.
Pemburuan yang sistematis
Tindakan persekusi yang dialami Fiera bukanlah satu-satunya kasus yang terjadi.
Seorang anak menjadi korban teror dan intimidasi ormas di kawasan Jakarta Timur.
Beredar sebuah video di media sosial seorang anak dikelilingi pria dewasa yang merupakan ormas tertentu.
Para anggota ormas itu mengintimidasi sang anak.
Tidak hanya itu, beberapa orang anggota ormas sempat memukul sang anak di bagian kepala dan wajah.
Sang anak itu tampak hanya diam dengan wajah ketakutan.
Melihat fakta tersebut Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati mengindikasikan persekusi sebagai perbuatan yang sistematis atau meluas.
Hal ini tampak dari meluasnya aksi persekusi di beberapa wilayah dan dalam jangka waktu yang bersamaan.