Rabu, 1 Oktober 2025

HTI: Media Sosial Jadi Media Warga karena Media Mainstream Sudah Dikontrol Pemilik Modal

"Libur medsos, sama saja mengajak libur makan," ungkap Ismail Yusanto.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
KOMPAS IMAGES
Juru Bicara HTI Ismail Yusanto saat memberikan keterangan pers terkait pembentukan Tim Pembela HTI di kantor hukum Yusril Ihza Mahendra, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2017). Tim pembela tersebut dibentuk untuk menghadapi gugatan pembubaran oleh pemerintah di pengadilan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai, kehadiran media sosial (medsos) di Indonesia menjadi media alternatif bagi masyarakat mendapatkan informasi dan sekaligus mengekspresikan hak bersuaranya karena media mainstream seperti televisi saat ini sudah dikuasai dan diintervensi pemilik modal.

"Media sosial itu saluran bebas intervensi," ujar juru bicara HTI Muhamad Ismail Yusanto di sela acara peluncuran buku "Usut Tuntas Dugaan Korupsi Ahok", Selasa (23/5/2017).

Ismail menjelaskan, jika masyarakat tidak boleh menggunakan media sosial, hal itu sama saja dengan melanggar hak asasi warga, karena menggunakan medsos kini sudah seperti kebutuhan makan.

"Libur medsos, sama saja mengajak libur makan," ungkap Ismail Yusanto.

Ismail mengaku kecewa dengan banyak aturan yang mengekang kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat saat ini.

Melalui medsos, Ismail percaya masyarakat bisa bebas berinteraksi memberikan opininya.

"Ini era keterbukaan luar biasa kita bisa memiliki sesuatu yang tidak bisa dikuasai korporasi," ungkap Ismail Yusanto.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved