Minggu, 5 Oktober 2025

Penyidik KPK Diteror

Keluarga Novel Baswedan Minta Polri Bentuk Tim Pencari Fakta

Kasus teror menyebabkan mata Novel Baswedan mengalami kerusakan itu masih belum menemui titik terang.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
KOMPAS IMAGES
Novel Baswedan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir satu bulan insiden penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, berlalu. Namun sampai saat ini aparat kepolisian belum mampu mengungkap siapa pelaku.

Kasus teror menyebabkan mata Novel mengalami kerusakan itu masih belum menemui titik terang.

Polri masih berupaya mengumpulkan alat bukti sebagai upaya mengungkap kasus itu.

Garis polisi berwarna kuning masih ditaruh di tempat kejadian perkara (TKP) yang hanya berjarak dua rumah atau 30 meter dari kediaman Novel di Jalan Deposito T8, RT/RW 003/10 Kelurahan Kelapa Gading, Kecamatan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara.

Pengamanan di rumah dan lingkungan di sekitar kediaman Novel diperketat.

Seorang petugas keamanan ditempatkan di depan rumah berwarna dasar cokelat itu.

Dua orang petugas keamanan disiagakan dari instansi KPK.

Mereka berjaga selama 1X24 jam secara bergantian sejak malam hari setelah insiden penyiraman kepada Novel.

Berdasarkan pemantauan, seorang pria berbadan tinggi, berpostur tegap, berkepala plontos, duduk di seberang rumah Novel.

Terdapat satu unit meja dan beberapa unit kursi yang diletakkan di tempat itu.

Dia mengawasi setiap orang yang masuk ke lingkungan di sekitar kawasan rumah Novel.

Baca: Aiman Kompas TV Malam Ini: Isu Makar Menggulingkan Jokowi

Selain itu, dari pihak kepolisian memberikan imbauan kepada warga RW 010, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, supaya mewaspadai tindak kejahatan.

Imbauan itu ditulis di spanduk bertuliskan “Yuk... !!! Kita Awasi Dan Waspadai Setiap Tindak Kejahatan Pencurian, Penjambretan, Penodongan, Dan Berbagai Modus Operandi Khususnya Di Lingkungan RW 010 Pegangsaan Dua, Kelapa Gading”.

Tak hanya itu, sebelum masuk ke Jalan Deposito, terdapat dua barikade yang terbuat dari kayu berukuran 40X80 cm.

Barikade kayu yang dicat berwarna hitam-putih itu harus dipindahkan terlebih dahulu, apabila warga hendak masuk ke tempat tersebut.

Untuk pengungkapan kasus itu, pihak keluarga Novel Baswedan, telah menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian.

"Iya secara umum itu sudah menjadi kewajiban polisi untuk mengusut tuntas, baik pelaku eksekutor di lapangan, penghubung maupun aktor atau dalangnya," tutur Taufik Baswedan, kakak dari Novel Baswedan, kepada wartawan, Minggu (7/5/2017).

Apabila selama kurun waktu satu bulan, kasus teror itu tak terungkap, maka dia menuntut, aparat kepolisian membentuk tim khusus atau tim pencari fakta.

"Jika dalam sebulan masih belum terungkap pelakunya, maka seharusnya dibentuklah tim khusus atau TPF dan polisi punya kemampuan untuk itu. Tinggal kemauan saja," kata dia.

Sampai saat ini, Novel masih dirawat di Singapore National Eye Centre di Third Hospital Avenue Nomor 11 Singapura.

Menurut Taufik, kondisi adiknya secara umum sudah membaik, hanya mata saja yang perlu mendapatkan perawatan secara intensif dari dokter.

"Kesehatan secara umum sudah bagus tinggal mata saja," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, petugas medis telah melakukan beberapa tindakan kepada Novel di antaranya analisis langsung dua bola mata secara manual.

Selain itu, pengecekan kondisi mata melalui indikator warna dengan memberikan cairan kimia terhadap dua bola mata, memberikan Eye drop, serta pengecekan tekanan mata. Lalu, menambahkan pemeriksaan lensa di mata kanan.

"Jadi, sekarang dokter fokus ke treatment mata dan sampai hari ini mata kanan perkembangannya sangat bagus dan mata kirinya belum," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved