Senin, 6 Oktober 2025

Penyidik KPK Diteror

Polri Rahasiakan Identitas Pelaku Penyiraman terhadap Novel

Polri masih menutup identitas terduga pelaku penyiraman air keras terhadap salah seorang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Editor: Dewi Agustina
capture youtube
Desakan pengusutan teror pada penyidik KPK, Novel Baswedan terus menguat. Sejumlah pegiat anti korupsi meminta pemerintah turun tangan. Presiden Joko Widodo pun diminta untuk membentuk tim investigasi independen demi mengusut tuntas teror yang dialami Novel. 

"Pelaku sudah betul-betul menggambar situasi yang ada. Dia (pelaku) tahu ke mana larinya. Analisa kami sudah cukup lama digambar (diintai)," ujar Iriawan.

Kepolisian sempat menginterogasi dua orang yang diduga menguntit Novel.

Setelah diperiksa, dua orang itu diketahui adalah informan polisi. Keduanya juga memiliki alibi saat Novel diserang.

"Dua orang tersebut adalah berkaitan dengan salah satu cepu atau mata-mata unit pencurian motor," ujar Iriawan.

Ada beberapa gambar yang awalnya diduga merupakan pelaku penyerangan. Tapi, tak terbukti setelah memintai keterangan dari sekitar 16 saksi.

Polisi juga telah mengecek asal cairan asam sulfat yang didapat pelaku untuk melakukan penyerangan.

"Tim sedang bekerja. Termasuk ngecek dimana yang bersangkutan dapat cairan H2So4 tersebut. Itu kan' ternyata tokonya banyak di Jakarta yang jual itu. Tidak bisa satu per satu," kata Iriawan.

Dua hari lalu, uru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengungkapkan, kesehatan mata Novel Baswedan terus mengalami peningkatan. Ada pertumbuhan jaringan kornea dan kemampuan dalam membaca huruf.

Hal itu terlihat dari empat jenis analisa terhadap mata Novel, yakni analisa langsung dua bola mata secara manual, tes kondisi mata dengan indikator warna melalui pemberian cairan kimia, pemberian eye drop, dan pengecekan tekanan mata.

"Pemulihan conjungtiva putih sudah menyentuh kornea. Namun untuk mata kiri belum ada perkembangan dari kemarin," kata Febri.

Menurut Febri, kemampuan penglihatan mata kanan Novel untuk membaca berada di level 6/7,5+2. Artinya, Novel telah mempu membaca huruf kecil dengan sangat baik.

Sementara, tekanan mata kanan sebesar 18 dalam rentang batas normal antara 6-21.

Sedangkan untuk mata kiri, kondisi kornea mata Novel belum ada perkembangan.

Tekanan mata masih berada pada batas normal, sebesar 20 dari rentang batas normal antara 6-21.

"Ada garis putih yang muncul di selaput mata sebelah kiri (kalsium). Dilakukan pemberian obat tambahan untuk perbaikan ini," ujar Febri.

Selain itu, penglihatan mata kiri Novel untuk membaca sudah ada peningkatan dengan berada di level 6/18.

"Sudah ada peningkatan membaca namun melalui lubang kecil," ujar Febri.

Novel saat ini tengah menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit di Singapura pasca aksi teror oleh dua orang tidak dikenal Selasa (11/4/2017) lalu. (tribun/den/kcm)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved