Rabu, 1 Oktober 2025

Penyidik KPK Diteror

Penyidik Cek Pengakuan Hasan dan Muklis ke Malang serta Tambun

kedua pria ini mengaku tidak berada di lokasi kejadian saat Novel disiram air keras, 11 April 2017 lalu.

Editor: Johnson Simanjuntak
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Polda Metro Jaya akan melakukan pengecekan soal informasi dari Hasan dan Muklis, yang awalnya diduga sebagai pelaku penyiraman air keras pada Novel Baswedan, penyidik senior Polda Metro Jaya.

Pada penyidik, kedua pria ini mengaku tidak berada di lokasi kejadian saat Novel disiram air keras, 11 April 2017 lalu.

Hasan mengaku ‎berada di Malang, Jawa Timur sejak 6 April-13 April 2017, didukung dengan adanya tiket pesawat atas nama Hasan.

Sedangkan Muklis ada di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, di rumah saudaranya.

"Meski Hasan bisa menunjukkan tiket pesawatnya, tapi penyidik akan tetap mengecek ke Malang, betul tidak Hasan disana. Lalu kami cek juga ke Tambun, rumah saudara Muklis, saat itu, apa benar Muklis berada di Tambun," kata ‎Kabid Humas Polda Metro Jaya, ‎Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Sabtu (22/4/2017) di Polda Metro Jaya.

Selain mengecek ke Malang dan Tambun, penyidik juga mengkronfontir Hasan dan Muklis dengan dua saksi yakni Yono, tetangga Novel yang mendokumentasikan keduanya serta Didik penjual galon yang sempat berbincang dengan Hasan.

"Yono motret Hasan pada tanggal 14 Maret, lalu Didik ngobrol dengan Hasan pada 28 Februari. Keempatnya kami konfrontir," ujar Argo.

‎Untuk diketahui, terkait kasus penyiraman air keras pada Novel Baswedan, beredar foto dua pria yang diduga sebagai pelaku. ‎Foto beredar dari dokumentasi tetangga Novel bernama Yono.

Selanjutnya kedua pria yang diketahui bernama Hasan (28) warga Kalibata dan Muklis (28) warga Salemba datang ke Polda Metro pada Jumat (21/4/2017) malam untuk memberikan klarifikasi, bahwa mereka bukanlah pelaku.

Alasan keduanya bukan pelaku penyerangan juga didukung karena saat peristiwa penyiraman Novel pada 11 April 2017 lalu mereka tidak ada di lokasi kejadian.

Saat itu, Hasan berada di Malang, Jawa Timur sejak 6 April-13 April 2017, didukung dengan adanya tiket pesawat atas nama Hasan. Sedangkan Muklis ada di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, di rumah saudaranya.

Mereka berdua memang kerap berada di wilayah Kepala Gading karena bekerja sebagai "mata elang" ‎atau orang yang dibayar oleh perusahaan leasing untuk mencari cicilan motor yang menunggak dan bermasalah.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved