Pengamat: Dukungan PSI Menambah Kekuatan Jokowi di Pilpres 2019
Dukungan itu disampaikan DPP PSI melalui ketua umumnya Grace Natalie usai silaturahmi pengurus DPP PSI dengan Presiden Jokowi di Istana Negara.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara resmi memberikan dukungan kepada Joko Widodo (Jokowi) mencalonkan lagi sebagai presiden di Pilpres 2019 mendatang.
Dukungan itu disampaikan DPP PSI melalui ketua umumnya Grace Natalie usai silaturahmi pengurus DPP PSI dengan Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta Kamis lalu.
Dikonfirmasi wartawan soal itu, Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Irine Gayatri mengatakan dukungan itu bisa berpengaruh positif untuk menambah perolehan suara PSI di Pemilu 2017.
"Indonesia kan menganut multipartai demokrasi dengan sistem presidensial. Jadi kalau PSI dukung Jokowi pada 2019 akan menambah kekuatan pada partai-partai koalisi," kata Irine Gayatri, Jumat (14/4/2017).
Irine mengatakan sejauh ini program kerja Jokowi selaku presiden RI baik dan realistis. Ini yang menjadi motivasi PSI untuk memberikan dukungan langsung kepada Jokowi mencalonkan presiden lagi di Pilpres 2017.
"Itu pilihan yang tepat. Parpol pasti sudah hitungan politis dalam memberikan dukungan. Ini bukan hal buruk apalagi kalau ditunjang SDM parpolnya sendiri," ujar Irene.
Baca: Dukung Jokowi di Pilpres 2019 Dinilai Bisa Dongkrak Suara PSI
Baca: Pengamat: Dukungan PSI untuk Jokowi di Pilpres 2019 Sifatnya Saling Menguntungkan
Sebelumnya, Pengamat Politik Yunarto Wijaya menilai wajar PSI dukung Jokowi sebab pada Pemilu 2019 ini dilakukan serentak yakni Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif dilakukan bersamaan.
"Ini konsekuensi dari berubahnya sistem Pemilu yang artinya suara partai tergantung kepada siapa calon presidennya dalam Pemilu," kata Yunarto, Jumat (14/4/2017).
Menurut dia, pemilih kecenderungannya akan memilih partai yang mengusung calon presiden pilihan mereka. Sehingga calon presiden yang memiliki magnet electoral bagus akan berimbas positif bagi partai pendukungnya.
"Siapa partai yang mendukung capres yang potensial maka berimbas kepada perolehan suara partai di pemilu. Demikian pula sebaliknya," kata Yunarto.