Tifatul Sebut Pertemuan SBY dengan Jokowi Paten, Kalau Tidak Salaman Bisa Berdarah-darah
Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring menilai positif pertemuan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden RI Joko Widodo.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring menilai positif pertemuan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden RI Joko Widodo.
Pertemuan digelar di Istana Negara.
"Ini paten menurut saya. Cukup simbol saja, nge-teh, bahasa tubuh. Kalau satu enggak mau salaman saja, dibawah itu bisa berdarah-darah," kata Tifatul di Gedung DPR, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Tifatul menuturkan terdapat tokoh yang tidak mau bersalaman.
Tetapi, ia tidak mau mengungkapkan tokoh tersebut.
Menurut Tifatul, sikap itu bisa menimbulkan dampak tertentu di masyarakat.
Baca: Wiranto Bahas Soal Freeport Hingga Terorisme Saat Bertemu Dubes Amerika Untuk Indonesia
"Saya suka menyindir tetapi hasilnya bisa menonjok. Ini bisa di grassroot-nya terjemahannya menjadi lain apalagi pemimpin elit, itu saja sih," kata Mantan Menkominfo itu.
Sebelumnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan dirinya membahas mengenai kebhinekaan ketika bertemu Presiden Joko Widodo.
"Kami juga mendiskusikan bahwa negara ini harus maju, negara Pancasila negara Bhinneka Tunggal Ika, negara yang mengayomi semua," ujar SBY usai berbincang santai dengan Jokowi di Beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Ketua Umum Partai Demokrat itu juga mengakui bahwa komitmen yang diemban Presiden Jokowi dengan komitmennya sama, yaitu membangun Indonesia agar menjadi lebih baik.
"Komitmen beliau samalah dengan komitmen saya, komitmen para mantan presiden ingin membangun negara ingin, negeri kita makin baik," tutur SBY.