Sabtu, 4 Oktober 2025

Korupsi KTP Elektronik

Soal Kasus e-KTP, Nurul Arifin Enggan Komentari Pernyataan Ahok

Ketua DPP Golkar Nurul Arifin enggan berkomentar soal ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Politisi Partai Golkar Nurul Arifin berada di gedung KPK Jakarta, Selasa (13/12/2016). Nurul Arifin bersama Sekjen Partai Golkar Idrus Marham Idrus Marham berada di KPK untuk menemani Ketua DPR Setya Novanto yang diperiksa sebagai saksi dengan tersangka Sugiharto terkait dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Golkar Nurul Arifin enggan berkomentar soal ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Nurul hanya berkomentar singkat mengenai pernyataan Ahok.

"Tanya Ahok saja," kata Nurul di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Nurul tetap enggan menjawab ketika ditanya hal yang sama.

"Enggak penting itu," kata Nurul.

Baca: Ramai Kasus E-KTP, 2 Tahun Lalu Ahok Pernah Ungkap Cerita Mengejutkan di Depan Ratusan Polisi

Sebelumnya diberitakan, saat ditanya wartawan belum lama ini, Ahok mengatakan, ketika masih menjadi anggota Komisi II DPR RI dia merupakan orang yang paling keras menolak proyek pengadaan KTP elektronik atau e-KTP.

Ahok mengatakan hal itu untuk mengomentari isu yang menyebutkan dia ikut menerima dana dari pengadaan e-KTP.

"Saya paling keras menolak e-KTP. Saya bilang pakai saja bank pembangunan daerah, semua orang mau bikin KTP pasti ada rekamannya kok. Ngapain habisin Rp 5 triliun."

Bukan hanya kali ini Ahok bersuara lantang terkait kasus KTP elektronik tersebut.

Dua tahun lalu, mantan politisi Partai Golkar ini pernah menuturkan upaya membungkam dirinya saat masih menjadi anggota Komisi II DPR RI.

Sebagaimana pernah dilansir Kompas.com, cerita ini disampaikan Ahok saat dirinya menjadi pembicara dalam Seminar Sespimma Polri, di Balai Agung, Balai Kota, Kamis (11/6/2015).

Menurut Ahok, upaya tersebut dilakukan Nurul Arifin yang kala itu diminta oleh petinggi Partai Golkar.

"Saya masih ingat Nurul Arifin ngomong begini ke saya, 'Hok, ini fraksi ngomong ke gue nih, lu mau dipindahin dari Komisi II. Karena kasus e-KTP, lu itu terlalu galak dan ribut-ribut melulu, mana lu mau bikin pembuktian terbalik, UU Pemilukada, macem-macem, jadi lu mau dipindahin'," kata Basuki menirukan ucapan Nurul.

Pada saat itu, kata Ahok, dia bertanya kepada Nurul mengenai komisi mana dia akan dipindahkan.

Nurul menjawab, Ahok akan dipindahkan ke Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama.

"Saya bilang lagi, 'Oke, kasih tahu tuh fraksi ya,nanti kalau gue di Komisi VIII, gue bongkar tuh mark up dana naik haji semuanya'."

Nurul kemudian melapor ke Fraksi Golkar. Beberapa hari kemudian, Nurul kembali mendatangi Ahok. Kali ini, Nurul justru memberi kebebasan kepada Ahok untuk bergabung dengan komisi mana.

"Sekarang lu mau gabung ke komisi mana? Asal jangan gabung di Komisi II lagi karena komisi lagi bikin UU Pemilukada dan keberadaan lu ngerepotin'," cerita Ahok meniru ucapan Nurul.

Dengan santai, Ahok menjawab. "Di komisi mana pun gue berada, pasti keberadaan gue buat lu orang sakit kepala," kata Basuki.

"Ya sudah, lu tetap di Komisi II saja, tapi jangan banyak ngomong ya," kata Nurul kepada Basuki yang direka ulang oleh suami Veronica Tan tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved