Sabtu, 4 Oktober 2025

Di HPN 2017, Presiden Jokowi Bicara Hoax dan Medsos

Ada yang berbeda dari puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-72 tahun 2017 yang digelar di Lapangan Polda Maluku, Ambon, Kamis, 9 Februari 2017

Editor: Toni Bramantoro
ist
Presiden Jokowi di HPN 2017 

"Berita-berita bohong fitnah itu akan semakin mematangkan kita dalam berbangsa dan bernegara. Akan mendewasakan kita, akan menjadikan kita tahan uji, sudah enggak usah banyak keluhan mengenai itu, penting saya kira dihadapi, diselesaikan, dikurangi, dihilangkan," katanya.

Begitu tiba, Presiden Jokowi disambut Ketua PWI Margiono. Hadir juga Ketua MPR, Zulkifli Hasan, sejumlah duta besar negara sahabat Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hadir juga tokoh dan pemilik perusahaan media antara lain Chaerul Tanjung, Surya Paloh, dan Harry Tanoesoedibjo.

Rangkaian HPN 2017 di Kota Ambon diawali dengan beberapa kegiatan di antaranya, Pameran atau Expo Hari Pers Nasional 2017 pada 7 Februari 2017, acara Talkshow IKWI, Seminar inovasi pelayanan publik dan Konferensi kerja nasional pengurus PWI pusat dan PWI daerah serta diskusi publik HPN. Selain itu ada kegiatan bakti sosial IKWI, kegiatan menanam bibit mangrove, workshop sekolah Jurnalistik Indonesia dan acara konvensi nasional media massa terkait peluang dan tantangan dengan pembicara sejumlah menteri dan pemilik perusahaan media.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono setuju dengan apa yang diungkapkan Presiden. Kata dia, sudah semestinya Hoax saat ini harus dihadapi dan digunakan untuk hal-hal yang positif. ”Contohnya seperti HPN 2017 ini, banyak kementerian yang ikut serta mendukung HPN 2017 termasuk Kementerian Pariwisata, kan akan lebih indah lagi kalau sosial media digunakan untuk keindahan Pariwisata Indonesia dan mengangkat Pariwisata Indonesia,” ujar Margiono usai acara.

Bukti bahwa insan pers akan terus mencegah berita hoax memang langsung dibuktikan.” Kami sudah membuat Jaringan Wartawan Anti Hoax Nasional. Ini sudah dibentuk untuk mencegah Hoax,” kata Margiono. Margiono menambahkan, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi semakin maraknya berita hoax atau palsu dalam kehidupan masyarakat.

Menurutnya, sudah saatnya media mainstream (arus utama) bertindak dalam menangkal dan mengantisipasi berita hoax. "Kami sudah merancang sebuah konsep wartawan antihoax. Nanti di akhir acara HPN, akan diumumkan konsep jaringan wartawan anti hoax nasional," ujarnya.

Ketua Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo mengatakan dengan kemajuan teknologi, terjadi perubahan atau semakin cepat dalam penyajian informasi di Indonesia. "Tetapi kecepatan informasi memunculkan persoalan masalah etik. Karena saat ini dunia sedang menghadapi permasalahan fake news atau berita hoax," kata Yoseph.

Dia mengatakan, permasalahan kecepatan informasi membuat media mainstream menjadi menurun dalam menghadirkan pemberitaan. Perusahaan pers, terutama media cetak mengalami penurunan tiras. "Sementara media online menemukan tempat untuk tumbuh subur," ujarnya.

Namun kecepatan bukan menjadi faktor satu-satunya menyajikan berita atau informasi. Karena tanpa diiringi ketepatan fakta atau data, maka akan tergiring menjadi berita hoax. Karena itu, diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam sebuah pemberitaan. Tidak bisa hanya mengandalkan kecepatan akibat kemajuan teknologi.

"Ini tantangan media massa yakni mengembalikan kepercayaan publik terhadap media arus utama kembali yakni dengan menyajikan berita yang cepat, tetapi akurat dan tepat akan data dan informasi," tegasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved