Kasus Ahok
Lebih Mudah Menyadap Maruf Amin Ketimbang SBY
Pembicaraan antara Susilo Bambang yudhoyono (SBY) dengan Ketua MUI Maruf Amin melalui telepon sangat mungkin bisa disadap.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembicaraan antara Susilo Bambang yudhoyono (SBY) dengan Ketua MUI Maruf Amin melalui telepon sangat mungkin bisa disadap.
Mantan Dansuspa Intelstrat Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Kolonel TNI AD (purn) Fauka Noor Farid mengatakan teknologi yang ada saat ini sangat mungkin dilakukan.
Bahkan orang sipil sekali pun bisa melakukan penyadapan.
"Ada beberapa cara untuk menyadap, ada yang masuk lewat (peretasan) HP (red: handphone), ada yang menyadap jarak jauh," ujar Fauka Noor Farid Saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (3/2/2017).
Baca: Fraksi Golkar Masih Kumpulkan Informasi Soal Wacana Hak Angket Penyadapan SBY
Dalam kasus SBY dan Ma'ruf Amin, ia percaya yang disadap adalah Ma'ruf Amin.
Karena pengamanan seorang Ketua MUI yang juga merupakan Rais Am PBNU itu jauh lebih longgar dibandingkan SBY yang merupakan mantan kepala negara.
Penyadapan tersebut ia yakini menggunakan alat penyadap jarak jauh.
Dengan alat sadap tersebut, dimungkinkan seseorang mengintersep sinyal GSM yang keluar dan masuk ke handphone sang target.
Namun, alat yang dijual bebas di luar negri itu memiliki kendala jarak, sehingga hanya bisa melakukan intersepsi dalam jarak tertentu saja.
Baca: Wacana Hak Angket Penyadapan SBY, Hanura: Sudah Panas, Jangan Diperpanas
Untuk kasus SBY dan Ma'ruf Amin, sekenario paling mudah adalah dengan cara mengintersep sinyal telepon dari sang ketua MUI maupun dari orang-orang di sekitarnya.
Hal itu cukup dilakukan dengan membawa alat untuk pengintersep sinyal itu mendekati posisi Ma'ruf Amin.
"Misal radius alatnya lima ratus meter, jadi cukup misalnya (medekati) rumah pak Ma'ruf Amin, radiusnya lima ratus meter. Alat disimpan di mobil, antena cukup dikeluarkan, jelas itu pembicaraannya," ujarnya.